Konflik PBNU-PKB Terus Meruncing, Dinilai akan Merusak Citra PBNU dan PKB

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hubungan PBNU dan PKB makin memanas. Organisasi keagamaan dan partai politik tersebut bak air dan minyak. Seperti sulit disatukan dalam satu meja untuk musyawarah dengan kepala dingin. Jika terus meruncing, dinilai akan merusak citra PBNU dan juga PKB.
Bahkan, kini dua organisasi yang masing-masing dipimpin oleh KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Muhaimin Iskandar itu, mulai saling lempar komentar. Jika konflik terus terjadi, dinilai semakin memperburuk citra PBNU dan PKB di mata publik. Kini, berbagai komentar negatif di media sosial sudah tak bisa dihindari.
Advertisement
Sebagai organisasi yang menjadi tumpuan warga Nahdliyin, para elite PBNU dan PKB seharusnya bisa menahan diri dan mengedepankan langkah bijaksana agar gesekan konflik antar kedua tak kian berlanjut tanpa ujung.
Konflik dua kubu ini diketahui sudah lama terjadi dan tak ada solusi untuk perdamaian. Kubu PBNU diketahui adalah sosok-sosok yang mengatasnamakan sebagai PKB Gus Dur. Sementara pihak satunya adalah sebagai kubu PKB Muhaimin Iskandar.
Pansus Angket Haji 2024
Konflik terbaru mencuat setelah Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar membentuk Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji 2024.
Pansus ini tugasnya untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada agenda ibadah haji yang pelaksanaannya berada dibawah kendali Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Yaqut Cholil Qoumas diketahui adalah adik kandung dari Ketua Umum PBNU Gus Yahya. Sang Kakak, yakni Gus Yahya, mencurigai bahwa apa yang dilakukan oleh Muhaimin tersebut ada motif pribadi.
Hal itu disampaikan dalam konferensi pers di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (28/7/2024). Gus Yahya menilai, pelaksanaan haji tahun ini baik-baik saja.
"Nah itu, ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan kepada kita, pansus haji kemudian nyerang NU, jangan-jangan ini masalah pribadi, jangan-jangan gitu loh," katanya kepada wartawan.
"Kami melihatnya nggak ada yang bisa dijadikan alasan yang cukup untuk pansus, dan masyarakat, juga bisa melihat lagi," jelasnya.
Gus Yahya menduga ada kaitan dengan adiknya, Yaqut Cholil Qoumas, yang juga sebagai Menteri Agama RI. Namun, tetap yang menjadi sasaran adalah PBNU.
"Jangan-jangan gara-gara Menteri-nya adik saya, misalnya gitu. Itu kan masalah. Jangan-jangan karena dia sebetulnya yang diincar PBNU, ketua umumnya kebetulan saya, menterinya adik saya, lalu diincar karena masalah-masalah alasan pribadi begini," ujarnya.
Jawaban Muhaimin Iskandar
Muhaimin Iskandar pun membalas apa yang disampaikan oleh Gus Yahya tersebut. Ia menegaskan, pansus tersebut tak ada hubungannya dengan PBNU.
“(Pansus Angket Haji) fokus pada apakah terjadi penyelewengan penggunaan visa haji. Gak ada urusannya dengan PKB atau PBNU. Paham!,”kata Muhaimin dalam keterangan tertulis.
Pria asal Jombang, Jawa Timur itu menjelaskan, Pansus Haji 2024 ini justru terbentuk karena selama ini Kemenag terkesan menutupi data yang seharusnya dibuka ke publik.
Salah satunya, alokasi tambahan kuota haji dari pemerintah Arab Saudi yang terindikasi menyalahi aturan.
“Ketertutupan Kemenag, membuat Komisi VIII bersepakat membongkar data yang tertutup itu melalui Pansus Angket, terutama penggunaan visa hak jemaah haji reguler yang tidak diberikan kepada jemaah yang sudah antre berpuluh tahun,” ujarnya.
Rebut PKB dari Muhaimin
Belum lama ini, Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU, Suleman Tanjung menyampaikan, PKB saat ini telah melenceng dari tujuan awal pendirian dan hanya dikuasai oleh segelintir elit.
"PBNU melihat ada upaya dari segelintir elit PKB yang ingin membelokkan sejarah dan ingin menjauhkan PKB dari NU," katanya, dikutip dari Antara.
Ia membeberkan, PBNU menginginkan segera adanya pembentukan panitia khusus (pansus) tentang PKB karena melihat adanya gejala pembelokan sejarah PKB yang dilakukan segelintir elit PKB.
Kata dia, pembentukan pansus tersebut ini dikhususkan untuk elit PKB yang dipimpin oleh Muhaimin, sehingga para kader PKB di bawah diminta untuk tetap tenang. “Ini khusus penyikapan terhadap elit PKB,” ujarnya.
Sebelumnya juga, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, saat ini pihaknya mendiskusikan untuk membentuk semacam Pansus untuk mengembalikan PKB ke NU.
"Pansus itu bakal disebut sebagai Tim Lima yang bekerja untuk meluruskan sejarah PKB," katanya, dalam keterangan tertulisnya yang dikirim ke media. Ia mengklaim, pemilik sah partai politik yang dipimpin oleh Muhaimin itu adalah NU.
Tim Lima yang akan dibentuk tersebut akan menyerupai Tim Lima yang dahulu pernah dibentuk PBNU di awal reformasi ketika mendirikan PKB.
Tim Lima itu, lanjut dia, akan segera diwujudkan jika mendapatkan persetujuan dari Rais Aam KH Miftachul Ahyar dan Gus Yahya. "Kami akan undang bergabung seluruh tokoh, para aktivis NU untuk dimintai pendapatnya terkait hal ini," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |