Waduh ! Praktik Prostitusi Ternyata Masih Ada di Malang

TIMESINDONESIA – TIMESINDONESIA, MALANG - Tujuh lokalisasi di Malang memang sudah ditutup secara resmi oleh pemerintah Kabupaten Malang 24 November 2014 lalu. Namun, fakta di lapangan ternyata masih banyak wanita pekerja seks (WPS) yang masih aktif menawarkan diri kepada para pria.
Saat MALANGTIMES menelusuri di bekas lokalisasi Suko, terlihat jelas ratusan PSK berjajar di depan wisma, menunggu kedatangan pria hidung belang. Yang membedakan, sebelum ditutup oleh Bupati Malang, Lokalisasi Suko hanya menawarkan jasa pemuas sex. Namun setelah ditutup, kreativitas pemilik wisma dan WPS semakin terlihat. Sekarang, nama Lokalisasi Suko sudah tidak lagi melekat di gerbang pintu masuk, namun sudah berubah menjadi Wisata Karaoke Suko.
Advertisement
Jadi, fasilitas yang diterima tamu pria hidung belang pun bertambah, tidak hanya bertransaksi seksual, namun ada variasi tambahan, yaitu karaoke. Biasanya, sebelum melakukan hubungan seksual, tamu akan dimanjakan dengan hiburan karaoke.
Cukup membayar 350 ribu, pengunjung sudah mendapatkan layanan plus yang memuaskan, dengan durasi short time.
Salah satu WPS, Eva, mengaku, jika praktik prostitusi hanya berhenti dua bulan setelah ditutup resmi oleh Bupati Malang, setelah itu hidup kembali dengan kemasan baru, Wisata Karaoke.
Eva mengaku, setiap transaksi dari Rp 350 ribu yang diperolehnya, Eva harus menyetor kepada pemilik wisma sebesar Rp 75 ribu. Hal itu berlaku kepada semua pekerja seks yang menghuni wisma dengan fasilitas karaoke, sebab tidak semua wisma memiliki fasilitas karaoke.
Eva menambahkan, jika Lokalisasi Suko tidak hanya dihuni WPS lama, namun banyak juga penghuni baru pindahan Lokalisasi Dolly, Surabaya. Tidak hanya itu, beberapa penghuni baru berasal dari Kalimantan.
"Sekarang banyak 'barang' baru, Mas, pindahan dari Surabaya dan Kalimantan," ujar Eva Kepada MALANGTIMES.
Sampai saat ini, Wisata Karaoke Suko masih beroperasi dan tetap menjadi rujukan pria hidung belang untuk memuaskan kebutuhan seksnya. Tanpa razia, pengunjung dapat dengan bebas berkunjung 24 jam.
Tujuh lokalisasi yang ditutup di Malang akhir tahun lalu adalah lokalisasi Suko, di Kecamatan Sumberpucung, Slorok di Kecamatan Kromengan, Kebobang di Kecamatan Wonosari, Girun di Kecamatan Gondanglegi, Kalikudu, di Pujon, Embong Miring di Ngantang dan Pulau Bidadari di Sumbermanjing Wetan. Sayangnya, paca penutupan lokalisasi tidka disertai pengawasan secara intens sehingga praktik prostitusi masih beroperasi meski tidak berlabel resmi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Sumber | : = |