Peristiwa

Kiai Reni, Pembuat Topeng Malang Legendaris asal Polowijen

Minggu, 15 November 2015 - 17:43 | 97.99k
Topeng Malang yang diarak di Polowijen, Minggu (15/11/2015) (Foto : Ferry / Malangtimes)
Topeng Malang yang diarak di Polowijen, Minggu (15/11/2015) (Foto : Ferry / Malangtimes)
Kecil Besar

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, MALANG - Kesenian Topeng Malang merupakan karya khas Malang yang cukup dikenal luas. Sebagai bagian dari aset kebudayaan bangsa, maka upaya pelestarian perlu dilakukan. Seperti yang dilakukan warga Polowijen, Kelurahan Blimbing, Kota Malang, Minggu (15/11/2015).

Topeng-topeng legendaris karya Kiai Reni diarak mengelilingi kampung Polowijen, dalam rangkaian acara "Bersih Desa Polowijen 2015". 

Advertisement

Kiai Reni merupakan tokoh atau pepunden wayang Topeng Malang yang berasal dari Desa Polowijen, sebutan wilayah sebelum resmi menjadi bagian dari wilayah administrasi Kota Malang.

Para pecinta kesenian Topeng Malang mengarak karya Kiai Retno yang legendaris, Topeng Ragil Kuning. Konon, topeng ini sempat hilang selama puluhan tahun. 

Robby Hidayat, dosen Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang (UM) menyampaikan, Topeng Malang karya Kiai Reni diarak bersamaan dengan karya lainya, seperti Topeng Senggreng, Topeng Jabung, Topeng Wangkal, Topeng Lowok, Topeng Glagahdawa, Topeng Pakisaji dan daerah lainnya yang tersebar di wilayah Malang Raya.

 "Selain topeng-topeng kuno, ada juga topeng yang masih baru," ujar pria yang meneliti kesenian topeng sejak tahun 1970 ini kepada MALANGTIMES.‎

Perkembangan kesenian Topeng Malang terjadi pada masa perjuangan. Pada masa tersebut, kesenian topeng menjadi wadah penyebar semangat perjuangan dengan menampilkan cerita-cerita kerakyatan dan patriotisme ksatria Panji. Cerita selain Panji yang muncul dalam kesenian Topeng Malangan adalah lakon Purwa dan Menak.‎

Topeng Malang pernah mengalami masa kejayaan pada era Bupati Malang, RAA Soeriohadiningrat (1889-1928). Hal ini terjadi lantaran beliau sangat mencintai kesenian. Bahkan, ada keharusan semua perangkat pemerintahan saat itu bisa menari topeng.

Pada masa itulah, ketenaran Kiai Reni berawal. Bernama asli Tjondro Suwono, Kiai Reni dikenal sangat ahli dalam seni ukir. Beliau dikenal sebagai abdi dalem Bupati Malang. Dari sinilah, nama Polowijen 'terangkat' sebagai sebagai sentra pembuatan meubel dan ukiran. Hingga Polowijen juga disebut Desa Reni.

Dalam membuat topeng, Reni dibantu oleh Ki Sumo Gambar yang tinggal di Desa Karanglo, Kabupaten Malang. Dia adalah salah satu kerabat Reni, yang juga seorang dalang. Kepandaian Ki Sumo Gambar dalam menggambar, membuatnya  dipercaya menjadi “desainer” topeng-topeng Malang yang banyak dipesan pejabat dan orang-orang ternama pada masa itu. Bupati Malang ke IV, R.A.A Soeriohadiningrat dan Mangkunegara VII, di Surakarta merupakan nama pemesan topeng yang didesain Ki Sumo Gambar.

Selain ahli dalam karya topeng, Kiai Reni juga terkenal sebagai tukang mebel, tukang "ujub" (doa), dalang wayang, ahli karawitan, guru tari, tukang pangur, dan tukang sunat/khitan. Beliau wafat pada tahun 1938.

Banyak karya Kyai Reni yang hilang, dan menjadi koleksi orang di luar Malang bahkan di luar negeri. Selain kualitas karyanya, sebagian orang meyakini topeng karya Kyai Reni mempunyai aura tersendiri, seperti "hidup", saat dikenakan saat gelaran wayang topeng. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Sholihin Nur
Sumber : =

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES