Debat Publik Perdana Cabup Sleman, Ini Catatan dari JCW

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Jogja Corruption Watch (JCW) memberikan catatan terhadap pelaksanaan debat publik putaran perdana oleh Cabup Sleman pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sleman 2020 pada Jumat (30/10/2020) malam.
Debat publik yang difasilitasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman dan Rahmat Idris sebagai moderator mengangkat isu atau tema utamanya adalah Reformasi Birokrasi di Kabupaten Sleman. Debat menghadirkan tiga calon Bupati Sleman yaitu Danang Wicaksono Sulistyo, Sri Muslimatun, dan Kustini Sri Purnomo.
Advertisement
Aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba menilai, suasana debat tidak berjalan alot, minim ide dan gagasan cenderung normatif, pertanyaan yang dirumus oleh tim nampak standar dan begitu pun jawaban serta penyampaian visi misi.
Aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba. (FOTO: Dokumen Bahar for TIMES Indonesia)
“Lima gagasan program dari masing-masing calon Bupati Sleman cenderung standar tentang reformasi birokrasi di bidang pelayanan publik,” kata Damba kepada TIMES Indonesia, Minggu (1/11/2020).
Selain itu, Baharudin menyebutkan, semua Cabup Sleman memaparkan dalam mewujudkan reformasi biroraksi tata pemerintahan yang bersih diperlukan adanya transparansi, akuntabilitas dan partisipasi publik.
Selanjutnya, dua cabup Sleman yakni Sri Muslimatun dan Kustini Sri Purnomo sama-sama mempamerkan sejumlah penghargaan dan prestasi yang dirahi oleh pemerintah Kabupaten Sleman selama lima tahun.
“Dua cabup Sleman ini juga sama menyampaikan terkait dengan aplikasi Lapor Sleman. Kedua, isu penanganan Covid-19 d an pelayanan publik, cabup Sleman Danang Wicaksono Sulistyo dalam penyampaian terkait dengan kinerja ASN selama masa pandemi covid-19 termasuk tenaga kesehatan yakni pelayanan publik tetap harus dilaksanakan, menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi penggunaan AC maupun lift,” terang pria yang akrab disapa Bahar ini.
Bahar juga mengkritik sesi tanya yang dilontarkan para calon yang dinilai tidak ada greget-nya. Hal itu karen tanya jawab para calon hanya mengulang-ulang dan jauh dari pembahasan tema seperti soal transparansi, akuntabilitas, partisipasi birokrasi yang bersih dan kompeten, responsif, profesional, pelayanan berbasis teknologi, smart regency, SDM unggul untuk berinovasi, penanggulangan soal kemiskinan, dan pelayanan prima.
“Kami berharap debat publik selanjutnya tim perumus yang ditunjuk oleh KPU Sleman lebih spesifik dan mendalam mengajukan pertanyaan, ide gagasan serta solusi yang ditawarkan dari masing-masing calon bupati maupun wakil bupati Sleman Pilkada Sleman 2020 lebih komperehensif,” terang aktivis JCW ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |