Religi

Menemukan Jejak Silaturahmi Tiga Ulama: Tremas, Tebuireng, dan Jogja

Senin, 08 April 2024 - 21:56 | 42.16k
Penelusuran manuskrip jejak tiga ulama, Attarmasie, Jombang dan Jogja oleh Lajnah Turats Attarmasie Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Penelusuran manuskrip jejak tiga ulama, Attarmasie, Jombang dan Jogja oleh Lajnah Turats Attarmasie Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Bulan Ramadan menjadi momen istimewa bagi Lajnah Turats Attarmasie, Lembaga Khusus Pelestari Manuskrip Kitab Kuno Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan untuk menyelami dan menemukan Jejak silaturahmi tiga ulama: Tremas, Tebuireng dan Jogja. 

Penelusuran dilakukan sebagai upaya menambah khazanah ilmu pengetahuan yang tersimpan dalam manuskrip dan kitab peninggalan Simbah Guru KH Muhammad Dimyathi. 

Advertisement

Salah satu penemuan menarik adalah sebuah catatan di halaman terakhir kitab Tafsir Baidlowi milik Simbah Guru yang tak lain adik dari Syekh Mahfudz Attarmasie. 

Lajnah Turats Attarmasie memulai merawat dan meneliti beberapa kitab yang tersimpan di sejumlah almari Ndalem Soko Papat Simbah Guru Dimyathi dan Ndalem tengah KH Habib Dimyathi. 

"Penelitian awal yang kami lakukan adalah dengan memilah dan mendata manuskrip yang memiliki catatan penting tentang khazanah Turats Attarmasie," kata Gus Muhammad Farkhi Asna, Senin (8/4/2024). 

Tiga-Ulama.jpgCatatan milik Simbah Guru Muhammad Dimyathi di akhir halaman Kitab Tafsir Baidlowi. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

Catatan tersebut menguak hubungan erat antara Simbah Guru KH Dimyathi dengan dua ulama besar lainnya, yaitu KH Hasyim Asy'ari Tebuireng dan KH Baqir aljogjawi. Ketiganya merupakan murid dari Syaikh Muhammad Mahfudz Attarmasie di Makkah Al-Mukarramah.

"Alhamdulillah, banyak manuskrip dan kitab yang kami dapatkan dengan keadaan yang masih terawat rapi. Salah satunya adalah kitab yang terdapat di Ndalem tengah KH Habib Dimyathi yakni kitab Tafsir Baidlowi yang tertulis di halaman awal milik Simbah Guru KH Dimyathi," ungkap Gus Asna yang juga dosen Ma'had Aly Al-Tarmasi itu. 

Surat KH Hasyim Asy'ari

Dalam catatan tersebut, KH Hasyim Asy'ari -dengan gelar Al'alamah Assyyaikh  mengirim surat kepada Simbah Guru KH Dimyathi, membahas tentang keutamaan kitab Tafsir Baydowi dibandingkan Tafsir Aljarir Attobbari. 

"Dalam kitab tersebut, ketika kami membuka halaman terakhir, terdapat sebuah  catatan yang menceritakan hubungan dekat antara beliau Simbah Guru Dimyathi dengan KH Hasyim Asy'ari Tebuireng dan KH Baqir Aljogjawi," papar Gus Asna. 

Surat KH Baqir aljogjawi

Catatan selanjutnya menunjukkan bahwa KH Baqir aljogjawi dengan gelar Al'amah Assyyaikh  mengirim surat dari Makkah pada tahun 1326 H, membahas keutamaan kitab Tafsir Shihab (Tafsir Ruhul Ma'ani?) yang 20 kali lebih baik daripada Tafsir Baidlowi.

Catatan ini menjadi bukti kuat hubungan erat dan silaturahmi keilmuan yang terjalin antara tiga masyayikh: Tremas (Attarmasie) , Tebuireng, dan Jogja. Ketiganya merupakan ulama besar yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Indonesia.

"Hubungan erat masih terjalin, khususnya dalam permasalahan keilmuan antara Tiga Masyayikh, yakni Attarmasie, Tebuireng dan Jogja yang mana notabenya beliau bertiga juga merupakan murid Syekh Muhammad Mahfudz Attarmasie semasa belajar di Makkah Al-Mukarramah," jelas Gus Muhammad Farkhi Asna, mewakili Lajnah Turats Attarmasie, Pacitan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES