Distribusikan Bolu Susu Lembang, Banyak Pedagang Petik Cuan

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Bolu memang tetap jadi kegemaran masyarakat Indonesia. Apalagi bolu buatan produsen Bandung seperti bolu brownies atau bolu susu misalnya. Kue ini menjadi incaran para pelancong yang datang ke Bandung, Lembang, atau daerah wisata lainnya untuk buah tangan orang-orang yang ada di rumah.
Bolu yang memiliki ciri khas empuk, ada yang manis ada yang rasa biasa tetapi dengan topping beragam jadi layak untuk dijadikan oleh-oleh kepada relasi, kerabat saudara atau keluarga.
Advertisement
Bolu ada yang benar-benar bolu original artinya dibuat tanpa hiasan atau tambahan pemanis lainnya, atau ada juga yang menginovasikannya dari bahan tambahan seperti pisang.
Bagi mereka yang menyukai bolu, ada juga yang merayakan hari kelahirannya dengan bolu ulang tahun. Ditambahi dengan lilin berbentuk angka membuat hari jadi seseorang semakin meriah dan berkesan.
Di daerah tempat wisata, biasanya oleh-oleh yang ada adalah berbentuk kue kering atau snack kering yang bisa dibawa dan tahan lama.
Akan tetapi, berbeda dengan para pelancong yang datang ke Bandung, Bandung Utara atau Lembang, maka bolu susu asli dari lembang jadi pilihan “bawaan” yang layak diberikan kepada keluarga di rumah.
Penjualannya seiring dengan tidak berlaku lagi pembatasan wilayah akibat pandemi, jadi meningkat akibat pelancong yang datang ke tempat wisata.
“Penjualan sebulan sekarang ini bisa tembus 16 ribu boks bolu susu, apalagi di kondisi liburan lebaran ini, permintaan jadi naik,” ujar Siti Rohmah Sadiah, owner distribusi bolu susu (Minggu, 30/04/23)
“Jejaring reseller atau pedagang saya ada 8 orang dan dari penjualan mereka selalu bisa tembus target jualan harian bahkan bulanan,” ulas Siti.
Ia dibantu oleh empat orang karyawannya untuk bisa memfasilitasi produk dagangan yang dibutuhkan oleh para resellernya.
Kerja tim ini sudah bisa dilepas karena karyawan yang ada sudah mampu mensolusikan apa saja yang dibutuhkan pedagang atau reseller.
Tugas Siti pun yang terkadang dibantu suami adalah berkenaan dengan keuangan dan pembayaran serta koordinasi ke pihak pabrik. Dari permintaan pedagang hingga retur barang bilamana ada yang tidak terjual, jadi tugas Siti.
Ia mengungkapkan bahwa sesepi-sepinya penjualan, maksimal jumlahnya tak lebih dari seratus produk returnya tetapi sampai sekarang itu jarang terjadi.
Selama kunjungan dari luar kota terutama akhir pekan berjalan, permintaan terhadap bolu susu tetaplah tinggi. Apalagi, sekarang ini banyak hari libur yang terjepit sehingga akhir pekan jadi lebih Panjang.
Siti berfokus saja di pendistribusian dari bolu susu tersebut dan ia dipercaya oleh pabrik bolu untuk menjualkannya sesuai dengan permintaan pedagang.
Ia bersama suami harus pintar membagi waktu karena terkadang permintaan yang banyak membuatnya harus bisa mengatur jadwal dengan pihak pabriknya.
Pola keuntungan yang ia bagi dengan pedagang membuat pedagang jadi termotivasi untuk menjual lebih banyak.
"Daripada sistem penggajian karyawan, pola bagi hasil membuat pedagang jadi bersemangat untuk menawarkan bolu susu tersebut kepada pelancong yang datang," ulas Siti.
Apalagi, produknya diminati masyarakat pengunjung sehingga jualnya pun jadi mudah. Jika proses penjualan cepat, para pedagang bolu susu bisa menghitung berapa banyak uang yang bisa dibawa ke rumah setiap harinya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |