Talkshow YAKKUM: Intervensi Dini Kunci Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Pusat Rehabilitasi YAKKUM melalui Proyek Learning Unlocked mengadakan talkshow bertajuk "Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini dan Stimulasinya" di Kantor Yakkum Jalan Kaliurang KM 13,5, Besi, Ngaglik, Sleman.
Acara yang digelar pada Jumat (23/8/2024) ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai tahap perkembangan, stimulasi, dan pengasuhan anak usia dini.
Advertisement
Kepala Bagian HRD Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Isti Lanjari menuturkan, kegiatan ini dilatarbelakangi masih adanya anggapan di kalangan orangtua bahwa keterlambatan perkembangan pada anak usia dini adalah hal yang wajar.
Padahal, tidak semua keterlambatan dapat dianggap normal, dan beberapa di antaranya bisa berujung pada masalah yang lebih serius di masa mendatang.
"Orangtua sebagai pendamping utama anak diharapkan lebih peka terhadap tahap perkembangan anak sehingga dapat memberikan intervensi sedini mungkin, baik secara medis maupun dalam pola pengasuhan," jelasnya.
Talkshow yang dihadiri oleh sekitar 70 peserta ini menghadirkan tiga narasumber utama. Di antaranya, Grace Melia, influencer di bidang parenting berbasis permainan; Weldian Cicana, pendiri Shelter Psikologi Teduh sekaligus konsultan pendidikan anak dan keluarga; serta Sri Rejeki, guru di Kelompok Bermain (KB) Gantari.
Isti Lanjari mengatakan, kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Anak Nasional dan Hari Kemerdekaan RI ke-79.
“Talkshow ini penting karena masa usia dini adalah periode perkembangan yang sangat cepat. Kita harus benar-benar memperhatikan tumbuh kembang anak agar apabila terjadi keterlambatan perkembangan, kita bisa lebih dini mengetahuinya dan mengambil langkah yang tepat, baik dengan berkonsultasi kepada dokter maupun melalui pengasuhan yang benar,” jelasnya.
Isti Lanjari berharap melalui kegiatan ini, para orang tua yang hadir dapat lebih memperhatikan tumbuh kembang anak mereka secara optimal, serta memahami lebih dalam perkembangan motorik, sensorik, sosial, dan emosional anak.
Selain itu, diharapkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perhatian terhadap tumbuh kembang anak usia dini semakin meningkat, terutama dalam hal intervensi dini dan pengasuhan yang tepat.
Sementara itu, Weldian Cicana menekankan bahwa tumbuh kembang anak yang optimal ditandai dengan anak yang tumbuh ceria dan berkembang sesuai usianya.
“Orangtua yang mendampingi harus sehat secara fisik dan mental, karena kesehatan mental orang tua berhubungan erat dengan perkembangan anak,” tuturnya.
Sementara itu, Sri Rejeki, guru KB Inklusi Gantari, menambahkan bahwa pendidikan adalah hak semua anak, baik anak berkebutuhan khusus (ABK) maupun non-ABK.
"Saat ini semakin banyak sekolah inklusif, tetapi banyak guru masih kebingungan dalam mendampingi anak ABK karena belum mendapatkan pelatihan yang memadai dalam penanganan mereka. Hal ini mengakibatkan belum terpenuhinya hak anak untuk tumbuh kembang dan bermain secara optimal. Oleh karena itu, dibentuklah Kelompok Bermain Inklusi yang diharapkan dapat menjembatani kesenjangan yang ada,” ungkapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |