Peristiwa Daerah

Cakades Milenial Desa Patoman Banyuwangi Punya Cara Unik Galang Dukungan dan Dana

Minggu, 28 Juli 2019 - 15:42 | 374.53k
Barur Rohim alias Ayung, Cakades Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. (FOTO: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Barur Rohim alias Ayung, Cakades Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. (FOTO: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sudah menjadi hal umum setiap perhelatan politik membutuhkan biaya yang cukup besar. Tidak hanya pada momentum Pilpres, Pilkada atau Pileg saja. Pada level Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pun membutuhkan logistik yang tak sedikit. 

Meski demikian, bukan berarti menjadi penghalang bagi calon berbudget tipis. Asal ada tekad dan kreativitas, dana bukan jadi persoalan. 

Advertisement

Seperti yang dilakukan oleh Barur Rohim, Calon Kepala Desa (Cakades) Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. Kandidat dari kaum milenial ini punya cara unik dalam menggalang dukungan serta dana.

"Kita melakukan penggalangan dana. Istilah milinealnya Crowdfunding," katanya kepada TIMES Indonesia, Minggu (28/7/2019).

Crowdfunding yang dimaksud adalah dengan melakukan penjualan kaos lewat internet. Diantaranya dengan mengoptimalkan akun Media Sosial (Medsos), seperti Facebook, Whatsapp grup, Twitter dan lainnya. 

"Hasilnya untuk kegiatan sosial #SahabatBarurRohim di desa Patoman. Seperti santunan anak yatim dan fakir miskin," imbuh cakades yang akrab disapa Ayung itu. 

Barur-Rohim-alias-Ayung-2.jpgKaos Muda Beda Berkarya yang diusung Barur Rohim alias Ayung, Cakades Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. (FOTO: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Selain itu, crowdfunding ini juga bertujuan untuk pemberdayaan UKM di desa ujung timur Pulau Jawa. Kaos yang dijual adalah produksi lokal. Termasuk juga sablon. 

"Sekaligus untuk memperkenalkan produk Osingnation yang merupakan line clothing asli Patoman," imbuh Ayung. 

Gagasan crowdfunding tersebut, mendapat tanggapan positif. Salah satunya dari CEO Brother Mothy & Co, Mothy Rahmad Hari. Salah satu influencer milenial ini memujinya sebagai langkah cerdas. 

"Langkah Cerdas! Two steps forward. Pertama tidak banyak tokoh memperhatikan nasib UMKM dan UKM di sekitar kita. Kedua crowdfunding ini memiliki tujuan sosial yang bisa membantu menghidupkan kegiatan lingkungan setempat," ungkapnya. 

Pria yang juga aktif sebagai Co-Principal KLCC Banyuwangi itu, juga menyukai tagline yang diusung di kaos tersebut. 

"Saya lebih suka dengan 3 kata yang menjadi branding kaos ini. Muda, beda, berkarya. Segmentasi produk ini khusus untuk para milenial yang jiwanya masih muda berdaya. Ingat 70% sektor apapun bangsa ini hingga 10 tahun ke depan dikuasai milenial," tulis founder gerakan Berkah Sedekah itu di laman facebooknya.

"Beda berarti tepat dengan mindset milenial yang suka jika 'BEDA' dengan incumbent mereka (read: orang tua). Being different is awesome they said. Berkarya menjadi representasi what milenial must do di jaman disruptif ini," imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES