Lihat Blue Flame di Kawah Ijen Harus Bayar Rp2 Juta, Begini Ceritanya

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pasca adanya kabar wisatawan yang tidak bisa melihat api biru atau blue flame di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen, ternyata menyimpan sejumlah fakta menarik.
Ternyata, tidak semua wisatawan bisa melihat blue flame di TWA Kawah Ijen. Ada juga beberapa wisatawan yang bisa melihat langsung fenomena api biru di Kawah Ijen tersebut. Namun mereka harus bayar.
Advertisement
Mereka harus membayar Rp2 juta untuk melihat keindahan api biru di Kawah Ijen secara langsung.
RD (43) salah satu wisatawan mengaku membayar Rp 2 juta hanya untuk bisa melihat blue flame. Dia membeli paket blue flame yang ditawarkan saat di Paltuding, Ijen.
Paket tersebut sebenarnya seharga Rp 2,3 juta dengan beberapa fasilitas. Diantaranya taksi troli Ijen, senter, jas hujan dan guide. Dan yang paling penting adalah RD bisa masuk sebelum waktu untuk wisatawan umum naik ke puncak Ijen, yakni pada pukul 01.00 WIB.
“Jadi akhir Januari lalu saya mendaki ke Kawah Ijen untuk bisa melihat blue flame. Bayar Rp 2 juta. Kemarin mereka menawarkan paket Rp 2,3 juta. Tapi setelah saya tawar jadi Rp 2 Juta," katanya Selasa (22/2/2022).
Menurut RD, selama pandemi Covid-19, wisatawan memang tidak bisa menyaksikan fenomena blue flame. Sebab, pendakian ke Gunung Ijen baru dibuka pada pukul 03.00 WIB.
Tetapi jika membayar bisa masuk, namun melalui agen travel. Mereka beralasan harga tersebut untuk pembayaran Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI), agar bisa mendaki pukul 01.00 WIB.
Padahal, fenomena blue fire tersebut hanya bisa disaksikan pada dini hari hingga menjelang subuh. Jika mendaki pada pukul 03.00 WIB, maka tidak bisa melihat blue flame karena matahari sudah muncul.
Dari harga tersebut, RD juga mendapat fasilitas berupa guide tour lokal yang memandunya menuju dasar Kawah Ijen guna menyaksikan fenomena blue fire yang konon satu-satunya di dunia.
Meski begitu RD menyayangkan besaran biaya pengurusan Simaksi tersebut. Dia berharap pemerintah melalui BKSDA turun tangan dengan membuat kebijakan tidak ada pembatasan waktu pendakian.
“Kalau bagi yang berduit mungkin (biaya) itu kecil. Tapi bagi wisatawan yang mungkin pas-pasan, tentu sangat memberatkan,” tandas RD terkait paket wisata ke Kawah Ijen. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |