Wisata

7 Fakta Benteng Pendem Ngawi yang Jarang Diketahui Orang

Minggu, 25 Desember 2022 - 14:19 | 1.65m
Pohon randu raksasa diperkirakan sudah ada sejak bangunan benteng Pendem Ngawi berdiri. (Foto: Miftakul/TIMES Indonesia)
Pohon randu raksasa diperkirakan sudah ada sejak bangunan benteng Pendem Ngawi berdiri. (Foto: Miftakul/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Benteng Van Den Bosch atau yang juga dikenal Benteng Pendem Ngawi punya sejumlah fakta menarik yang jarang diketahui orang. Bangunan benteng peninggalan penjajahan Belanda yang berada di Kelurahan Pelem, Kecamatan/ Kabupaten Ngawi itu punya sisi unik, baik dari segi bangunan atau cerita dibaliknya.

Benteng ini tengah dalam masa revitalisasi. Benteng dibangun dalam kurun waktu tahun 1829-1845 pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosch. Proses revitalisasi saat ini sudah hampir rampung 100 persen. Bangunan sudah menjelma kian cantik. Megah bak bangunan kastil berwarna dominan putih.

Saat ini, Benteng Pendem Ngawi juga sudah bisa dikunjungi wisatawan. Namun terbatas pada sisi luar bangunan. Tetapi, hal itu tidak akan jadi masalah. Menikmati sisi luar benteng Pendem sudah cukup memuaskan, berkat bangunan yang memesona ala-ala di Eropa.

TIMES Indonesia merangkum 7 fakta menarik benteng Pendem Ngawi, berdasarkan keterangan narasumber Pamong Budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi, Sulistiyono, pada Minggu (25/12/2022).
 
Berikut ini fakta-fakta menarik benteng Pendem Ngawi, yang jarang diketahui banyak orang.

Asal Mula Nama Pendem
Sulistiyono menerangkan, penamaan 'Pendem' pada Benteng Van Den Bosch bukan sebuah kebetulan. Ada sisi kebiasaan masyarakat di masa lampau, yang berkontribusi pada penamaan benteng itu, dan melekat hingga sekarang.

Dalam khazanah bahasa Jawa, kata pendem berarti terpendam dalam tanah. Pun demikian dengan bangunan benteng itu. Jika kita berkeliling benteng, maka akan terlihat bahwa bangunan utama berada dibawah permukaan tanah disekitarnya. Bangunan benteng nampak seperti dikelilingi tanggul tanah pada sisi belakang, kanan dan kiri.

Tanggul itu juga berfungsi sebagai penahan limpahan air dari sungai Bengawan Solo, dan Bengawan Madiun apabila meluap. Seperti diketahui benteng Pendem Ngawi berada dekat dengan pertemuan aliran dua sungai besar.

"Disebut pendem itu karena ada gundukan tanah. Fungsinya untuk menanggulangi banjir dari bengawan. Masyarakat dulu menyebutnya benteng Pendem karena tidak kelihatan, terpendam di dalam tanah. Sebab dulu kalau dilihat dari arah Pasar Ngawi (selatan) bangunan tidak kelihatan," terangnya.

Punya 519 Pintu, Lebih Banyak dari Lawang Sewu

Pohon-randu-raksasa.jpgJumlah pintu di Benteng Pendem Ngawi lebih banyak daripada Lawang Sewu di Semarang. (FOTO: Miftakul/TIMES INDONESIA)

Benteng Pendem Ngawi rupanya memiliki jumlah pintu yang lebih banyak dari pada Lawang Sewu di Semarang. Sulistiyono menerangkan, berdasarkan penelitian terbaru oleh tim ahli, jumlah pintu di benteng Pendem Ngawi sebanyak 519 buah. Lebih banyak dari Lawang Sewu dengan pintu 410 buah.

Selain itu, kebutuhan kayu dalam rangka revitalisasi benteng Pendem Ngawi juga membutuhkan material kayu yang tidak sedikit. Jumlah kebutuhan kayu secara keseluruhan harus diangkut sebanyak 40 truk. 

Drainase Canggih
Selain memiliki tanggul alami penahan luapan banjir dari Bengawan Solo dan Bengawan Madiun, benteng Pendem Ngawi juga dilengkapi sistem drainase yang canggih pada masanya. Saluran pembuangan air hingga saat ini masih dapat dilihat. Saluran tersebut juga masih difungsikan.

Seluruh area bangunan dilengkapi sistem drainase. Saluran-saluran itu kemudian bermuara pada sungai Bengawan Solo. Pada ujung lorong saluran juga dilengkapi sistem pintu buka tutup otomatis, apabila air sungai meluap. Sehingga benteng Pendem tetap aman dari limpahan banjir yang masuk dari lorong pembuangan air.

Jika penasaran, lorong pembuangan yang menuju aliran Bengawan Solo, dapat dilihat dari sisi belakang bangunan benteng Pendem Ngawi. Struktur lorong air masih original karya arsitektur kolonial Belanda pada masa itu.

"Sistem resapan air ada di seluruh area benteng Pendem. Saluran air di benteng Pendem masih asli peninggalan Belanda, tidak ada yang diubah," ujarnya.

Sistem Pengaturan Suhu
Jika memperhatikan bangunan benteng Pendem Ngawi, pada ke empat sisinya terdapat bangunan khusus. Lokasi bangunan berada di masing-masing sudut. Bangunan itu dikenal sebagai Bastion. Menurut keterangan Sulistiyono, bastion berfungsi sebagai pengatur suhu penyimpanan amunisi atau peluru senjata serdadu Belanda.

"Fungsinya untuk mengatur suhu ruangan penyimpanan amunisi. Agar tidak meledak," katanya.

Penjara Khusus Tahanan
Lazimnya bangunan benteng, tentu juga memiliki ruangan yang difungsikan sebagai penjara. Di benteng Pendem Ngawi juga memiliki bangunan penjara tahanan.

Sulistiyono menyampaikan, ada ruangan penjara khusus sesuai dengan tingkat hukuman para tahanan di masa lalu. Penjara khusus itu berada di bawah kolong tangga. Penjara khusus itu berbentuk datar pada sisi bawah, dan oval atau melengkung pada sisi atasnya.

"Penjara dibuat skala berdasarkan hukuman ringan, sedang, hingga berat. Kalau ceritanya, tahanan yang hukuman ringan bisa berdiri, sedang duduk, kalau berat sekali harus telungkup," katanya.

Kotoran Kelelawar 40 Ton
Saat masa awal revitalisasi bangunan benteng Pendem Ngawi, kotoran kelelawar yang terkumpul sebanyak 40 ton. Sebanyak itu oleh pengelola revitalisasi benteng Pendem Ngawi diberikan cuma-cuma kepada masyarakat petani.

Pohon Randu Raksasa

Pohon-randu-raksasa-b.jpgDua pohon melekat di dinding benteng. Di ujung bangunan, terdapat bastion, ruangan khusus pengatur suhu. (FOTO: Miftakul/TIMES INDONESIA)

Di depan bangunan benteng Pendem Ngawi terdapat sebuah pohon randu raksasa. Lingkaran pohon randu, apabila diukur lebih dari cakupan tangan 4 orang dewasa. Menurut Sulistiyono pohon randu itu sudah ada sejak bangunan benteng Pendem Ngawi berdiri. Yang artinya pohon randu tersebut saat ini sudah berusia ratusan tahun.

Selain pohon randu raksasa, di bagian belakang benteng Pendem Ngawi juga terdapat dua pohon yang melekat pada dinding bangunan. Dua pohon itu cukup eksotis dengan hiasan akar yang merayap pada dinding-dinding dan jendela.

"Dua pohon di bagian belakang benteng Pendem Ngawi masih dipertahankan, karena ada sisi eksotisnya," papar Sulistiyono, terkait 7 fakta Benteng Pendem Ngawi yang jarang diketahui orang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES