Wisata

Miliki Pesona Alam yang Eksotis, Pulau Dua Aceh Selatan 'Mabukkan' Wisatawan

Kamis, 27 April 2023 - 07:08 | 156.64k
Destinasi wisata Pulau Dua, Bakongan Timur, Aceh Selatan. (FOTO: anteroaceh)
Destinasi wisata Pulau Dua, Bakongan Timur, Aceh Selatan. (FOTO: anteroaceh)

TIMESINDONESIA, ACEH – Pagi Rabu (26/4/2023) sekitar pukul 10.00 WIB bertepatan dengan hari ke 5 perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, bersama dengan sejumlah rekan kami beranjak dari Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh menuju ke arah Kabupaten Aceh Selatan.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam atau tepatnya jam 15.00 WIB, tempat tujuan wisata pantai yang kami tujukan pun sampai. Ya, nama objek wisatanya Pulau Dua, terletak di Desa Pulo Rayeuk, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan.

Destinasi wisata Pulau Dua berada tidak seberapa jauh dari Tapaktuan, yaitu ibu kota Kabupaten Aceh Selatan. Diperkirakan hanya berjarak lebih kurang 68 kilometer dari Tapaktuan atau satu jam perjalanan.

Sesampainya di sana, kami langsung dipandu menuju pantai oleh nelayan yang juga menerima jasa penyeberangan dari daratan ke objek wisata Pulau Dua.

"Tarif penyeberangan pulang pergi masih sama, Rp 50 ribu per orang. Jika menginap, ditambah biaya parkir Rp 10 ribu untuk sepeda motor dan Rp 20 ribu untuk kendaraan roda empat," jelasnya.

Untuk penginapan di saung vila yang telah tersedia, pengunjung cukup mengeluarkan dana sebesar Rp 200 ribu per malam. Namun jika membawa perlengkapan pribadi seperti tenda, kemah dan lain sebagainya maka tidak dibebankan biaya.

"Oke boleh. Rombongan kami 12 orang. Kami menginap di sana. Jemputan besok (Kamis) siang," tutur Khairijal, salah seorang rekan kami seraya merogoh goceh untuk melakukan pembayaran tarif sesuai ketentuan.

Dari kejauhan, terlihat indah keberadaan Pulau Dua. Sesuai dengan namanya Pulo Dua yang berarti Pulau Dua, daratan yang terletak di tengah laut itu terlihat bergandengan. Menakjubkan, cantik dan mempesona.

Nelayan yang tadinya sebagai penunjuk traveling kami langsung mengajak rombongan menuju kapal nelayan (getek) yang telah disediakan.

PUlau-Dua-Aceh-Selatan-a.jpgDestinasi wisata Pulau Dua, Bakongan Timur, Aceh Selatan. (FOTO: Angleonard)

"Jak jak jak (ayo ayo ayo)," ucapnya dalam logat kental Aceh Selatan.

Bergegas, kami pun langsung membawa persiapan dan perlengkapan menuju kapal nelayan.

"Bismillah," ucap Rijal sambil mengangkat kaki melangkah ke dalam kapal nelayan setelah mengenakan pakaian pelampung.

Deburan ombak sore itu lumayan ekstrem, akibat pengaruh angin yang lumayan kencang. Air laut yang tadinya tenang, terlihat mulai bergelombang, seolah menyambut baik kedatangan rombongan wisatawan Kabupaten Abdya.

Saat perjalanan, banyak kapal nelayan yang hilir mudik dari daratan ke Pulau Dua maupun sebaliknya. Selain kapal nelayan, sebelum tiba di Pulau Dua juga terdapat beberapa tambak apung nelayan. Menambah kesan unik ketika berlayar.

Dari informasi yang diperoleh dari nelayan tersebut, belum lama ini juga terdapat beberapa ekor lumba-lumba yang menyapa wisatawan. Namun momen itu tidak kami dapatkan, mungkin karena pengaruh cuaca atau hari yang beranjak malam.

Tidak lama, setelah menempuh perjalanan laut sekitar 10 menit, kerlap kerlip bias cahaya matahari di pasir putih mulai kelihatan jelas. Ini sungguh indah. Menarik hasrat ingin segera bercumbu dengan alam dan menikmati keindahan yang dimiliki Pulau Dua.

Setibanya di pelabuhan apung Pulau Dua, kegirangan rombongan wisatawan pun meledak. Salah satu wisatawan langsung melompat ke laut tanpa menanggalkan pakaiannya, seakan birahi ingin merengkuh pasir putih Pulau Dua telah memuncak.

"Alhamdulillah sudah sampai. Setelah sekian lama saya idam-idamkan bisa ke sini, akhirnya kesampaian juga," kata Andre.

Setelah rombongan wisatawan ini turun dari kapal, sejumlah wisatawan lain yang ingin kembali ke daratan pun langsung menaiki kapal tersebut. Tidak lupa, kapten kapal juga mengingatkan agar penumpang mengenakan pakaian pelampung.

Memang harus diakui, dengan memiliki panorama alam, pantai yang bersih, biodata bawah laut yang kaya, terumbu karang, terdapat satwa endemik yaitu Burung Perlin yang terbang berkelompok pada petang hari ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Dua, Aceh Selatan.

Tidak terlepas dari itu, pemerintah juga telah menyiapkan berbagai bangunan yang berdiri di pulau tersebut. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan juga memfokuskan pengembangan destinasi wisata Pulau Dua, guna meningkatkan kunjungan wisatawan dan perekonomian masyarakat. 

Namun disayangkan, beberapa bangunan tampak kurang terawat, terkesan terabaikan baik pengelolaan maupun perawatannya. Padahal ini indah. Jika dikelola dengan baik, maka jumlah wisatawan yang akan mengunjungi destinasi wisata favorit ini pastinya akan jauh lebih meningkat.

Berdasarkan informasi yang diperoleh,
bangunan di Pulau Dua ini mulai dibangun pada tahun 2019 lalu, yaitu jalan lingkar dan gazebo. Akan tetapi, pada tahun 2020 fasilitas itu tidak terkelola dengan baik bahkan rusak. Kemudian pada 2021, Pemkab Aceh Selatan membangun Dermaga Apung beserta tiga unit tempat penginapan.

Kembali ke alamnya. Berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup subur. Mulai dari tumbuhan merambat dan menjalar, juga tumbuhan yang hidup dengan berkoloni seperti rumput-rumputan dan lainnya.

Destinasi wisata ini juga sering disebut surga wisata dunia yang tersembunyi. Dengan pemandangan yang eksotis dan biota laut Samudra Hindia, tempat ini menjadi pemikat wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung ke pulau terbelah tersebut.

Legenda Pulau Dua Aceh Selatan

Selain memiliki pesona alam yang 'memabukkan' pengunjung, Pulau Dua juga tersirat legenda dan menjadi kisah cerita rakyat daerah setempat. Yaitu legenda perkelahian antara Tuan Tapa dan naga.

Konon, pada zaman dahulu pulau tersebut merupakan satu daratan dan menyatu. Namun ketika naga lari dari kejaran Tuan Tapa, naga tersebut menabrak pulau, sehingga pulau itu terbelah menjadi dua bagian.

Dari kisah legenda ini, pulau yang terbelah tersebut dinamai Pulo Kaye dan Pulo Teungku. Sehingga, pengunjung hanya diperbolehkan untuk mengunjungi Pulo Kaye. Sedangkan untuk mengunjungi Pulo Teungku tidak dianjurkan, karena katanya terdapat makam orang bertuah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES