TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dalam beberapa hari terakhir, warga Banyuwangi resah dengan keberadaan gas LPG 3 kilogram (kg) yang kian susah dicari di pasaran. Keluhan tersebut terutama dirasakan oleh kalangan emak-emak hingga para pemilik Usaha Mikro Menengah dan Kecil (UMKM).
Merespons keluh kesah masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian setempat, Heni Sugiharti mengatakan, tidak ada kelangkaan tabung gas melon bersubsidi di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa.
“Bahkan, setiap tahun menerima kuota penyaluran distribusi sampai dengan bulan Mei,” katanya, Kamis (15/6/2023).
Heni menyebut, bahkan berdasarkan data dari Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) setempat, justru lebih dari kuota pendistribusian.
“Malah Pertamina over distribusi sekitar 4 persen, dan sampai akhir tahun over 18 persen,” tuturnya.
Menurutnya, kelangkaan gas melon bersubsidi disebabkan pada beberapa waktu lalu adanya long weekend. Alhasil, terdapat hambatan pada pendistribusian gas LPG berukuran 3 kg tersebut.
“Sekarang sudah lancar dan normal pendistribusiannya,” cetusnya.
Sementara itu, salah satu pegawai distributor gas LPG 3 kg yang berada Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Lateng, Banyuwangi, Hariyanto mengaku tidak ada permasalahan pada saat melakukan pendistribusian. Hanya saja, beberapa waktu lalu terdapat hari libur dengan jarak yang berdekatan atau biasa disebut long weekend.
“Tanggal merah kemarin kita libur, dan hari Minggunya juga libur. Jadi ada sedikit keterlambatan pendistribusian di pangkalan atau agen,” terangnya.
Hariyanto menyampaikan, terkait adanya isu pengurangan kuota gas LPG 3 kg atau pembatasan, menurutnya hal tersebut tidak ada.
“Karena hari libur itu saja, sekarang sudah kembali normal,” ungkapnya.
Meski demikian, kenyataan tersebut berbalik 180 derajat dengan fakta yang ada di lapangan. Pasalnya, di Banyuwangi Kota, sejumlah pangkalan atau agen resmi gas melon bersubsidi kehabisan stok.
Diberitakan sebelumnya, Masyarakat Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dibuat belingsatan oleh tabung gas LPG kemasan 3 kilogram. Pasalnya, salah satu kebutuhan masyarakat tersebut mulai langka atau sulit didapatkan di pasaran.
Salah satu pedagang tabung gas LPG 3 kilogram, Maliki warga Kecamatan Genteng, Banyuwangi, mengatakan sudah beberapa hari terakhir, pasokan gas LPG 3 kilogram sangat sulit. Bahkan, pesanan yang diajukan kepada agen belum juga bisa dikirim.
"Hampir lima hari terakhir ini, pasokan tabung gas LPG 3 kilogram sangat sulit," katanya, Senin (12/6/2023).
Maliki menambahkan, pasokan yang tersendat itu membuat pelanggan toko mengeluh. Sebab, tidak bisa dipungkiri gas merupakan salah satu bahan yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
"Banyak pelanggan yang harus kecewa, karena keterbatasan stok tabung gas, hingga kehabisan," jelasnya.
Keterbatasan stok di toko, jelas Maliki, dikarenakan pasokan dari agen ke tokonya lambat. Hal tersebut tidak seperti hari biasanya. Sehingga barang yang seharusnya sudah tersedia hanya tinggal tabung saja.
"Pesanan kita baru bisa di kirim dua minggu kemudian semenjak order pertama. Jadi, stok LPG di toko kami menipis hingga habis," jelasnya.
Maliki berharap, dengan peristiwa kelangkaan tabung gas LPG 3 kilogram, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, melalui dinas terkait agar segera mencarikan solusi. Terlebih, menjelang hari besar agama muslim yang tinggal menghitung hari. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Jelang Porprov Jatim 2025, Kondisi Gor Ken Arok Kota Malang Memprihatinkan
Demi AI dan Energi Bersih, Google Bangun Tiga Proyek Nuklir 600 MW di AS
Rusdi Kirana Nyatakan Dukungan Penuh Perangi Narkoba
Khofifah Optimis Jatim Jadi Pelopor Transformasi Sanitasi Nasional
Dari Pengusaha Rambah Praktisi Hukum, Peter Sosilo Raih Gelar Doktor
Perempuan di Kota Malang Laporkan Mantan Suami Gegara Tega Kasihkan Anaknya ke Orang Kaya
Tasyakuran 732 Tumpeng Serentak Peringati Hari Jadi Kabupaten Mojokerto
Wapres Gibran Ajak Generasi Muda Berkontribusi dalam Pembangunan Nasional
Pemerintah Beri Tanggapan Keras Terhadap Aksi Premanisme Berbasis Ormas
Kemenag Perketat Perlindungan Jemaah Haji Khusus, Asuransi dan Rumah Sakit Tak Boleh Sekadar Formalitas