TIMESINDONESIA, KEDIRI – Bulan Juni bukan bulan yang bersahabat bagi penerimaan negara, terutama dari perpajakan dan bea masuk serta cukai di wilayah Kediri Raya.
Perkembangan ketiga sektor itu mengalami kontraksi, tumbuh negatif dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sektor perpajakan mencatatkan -25,38 persen bea masuk dan cukai sebesar -15,42 persen. Sementara itu berbanding terbalik dengan ketiga "saudaranya" , sektor PNBP tumbuh sebesar 8,33 persen.
Secara akumulasi pendapatan wilayah Kediri Raya, yang merupakan wilayah kerja KPPN Kediri, sampai dengan 30 Juni 2023 mencapai sebesar Rp17.966,28 milyar.
Adapun, pertumbuhan negatif terutama disebabkan telah selesainya Program Pengungkapan Sukarela, yang di tahun 2023 tidak lagi ada program serupa.
"Penerimaan meski tumbuh negatif, namun masing-masing melampaui target yang ditetapkan," tutur Kepala KPPN Kediri Nurwedi Tjahjono, Kamis (27/07/2023).
KPP Pratama Kediri yang membawahi wilayah Kota Kediri, tumbuh negatif -28,05 persen dan membukukan penerimaan sebesar Rp184,15 milyar atau 48,05 persen dari target tahunan yang ditetapkan.
KPP Pratama Pare dengan wilayah Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk, juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar -13,68 persen dengan nilai buku sebesar Rp312,87 milyar atau 60,86 persen dari target tahunan sebesar Rp514,08 milyar.
KPP Pratama Tulungagung dengan wilayah Kab. Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek, membukukan penerimaan sebesar Rp262,10 milyar atau sebesar 52,16 persen dari target penerimaan tahun 2023.
Penerimaan bea masuk dan cukai yang diampu oleh KPP BC TMC Kediri mengalami pertumbuhan negatif masing-masing sebesar -29,48 persen dan -15,41 persen namun secara nominal mampu membukukan penerimaan sebesar Rp16.960,52 milyar atau sebesar 46,12 persen dari target tahun 2023 sebesar Rp36.772,39 milyar.
"Untuk bea masuk bertumbuh negatif terutama disebabkan adanya perubahan lokasi barang kiriman luar negeri oleh PT Pos Indonesia, serta menurunnya kegiatan di kawasan berikat akibat ekonomi global yang belum stabil," tambahnya.
Sementara itu satu-satunya sektor yang tumbuh positif yakni PNBP menyumbang penerimaan sebesar Rp251,90 milyar, tumbuh sebesar 8,33 persen dengan sumbangan terbesar dari jenis Pendapatan PNBP Lainnya.
Sementara itu, belanja satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga dan transfer ke daerah, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,78 persen yakni sebesar Rp4.123,95 milyar dari pagu sebesar Rp8.562,90 milyar atau sebesar 48,16 persen dari pagu.
Dari sisi wilayah, satuan kerja K/L dan dana Transfer ke Daerah untuk Kabupaten Kediri membukukan realisasi terbesar, Rp1.298,37 milyar, Kab. Nganjuk sebesar Rp1.162,49 milyar, Kota Kediri sebesar Rp838,20 dan Kabupaten Trenggalek sebesar Rp824,87 milyar. (*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Polres Magetan Ungkap 3 Kasus Premanisme, Warga Diminta Tidak Takut Melapor
DPMPTSP Bontang Dukung UMKM Melalui Diseminasi dan Pendampingan Penerbitan NIB
Persewangi Banyuwangi Optimistis Amankan Tiket 8 Besar Liga 4 Nasional
Polres Pemalang Amankan Remaja Bawa Senjata Tajam
Pria di Banyuwangi Bacok Tetangga, Dipicu Serempetan Motor
DPMPTSP Kota Bontang Hadir di Munas VII APEKSI 2025, Dorong Promosi Daerah dan Perkuat Jejaring Investasi
Manajer Tersangkut Masalah Hukum, Arema FC Pastikan Tim Tetap Fokus Hadapi Liga 1
Hujan Deras Picu Banjir di Dua Kelurahan di Bondowoso
Desi Prakasiwi Komitmen Genjot Prestasi Sepak Bola Putri Banyuwangi
DPMPTSP Bontang Tekankan Pentingnya Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk Legalitas dan Kelestarian