TIMESINDONESIA, MALANG – Salah satu keluarga korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Devi Athok memberikan tanggapannya soal sikap dirigen Aremania Yuli Sumpil dan sejumlah tokoh Aremania lainnya.
Devi menyayangkan sikap yang diambil Yuli Sumpil dan tokoh Aremania lainnya yang mementingkan logo Arema FC ketimbang mengawal proses hukum pada korban Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu.
"Sangat disayangkan dia kan figur dari Aremania," ujar Devi Athok, Kamis (2/2/2023).
Ia mempertanyakan slogan Salam Satu Jiwa milik Aremania yang dirasa sudah hilang saat ini. Sebab, kepentingan membela logo lebih besar ketimbang keadilan 135 nyawa.
"Ya itu gimana tentang slogan salam satu jiwanya. Saudara saudaranya dibantai seperti ini masih mementingkan logo," ungkapnya.
Meski begitu, dia akui bahwa Yuli Sumpil memang sempat mendatangi rumahnya usai dua anak dan mantan istri Devi Athok menjadi korban meninggal Tragedi Kanjuruhan.
Namun setelah itu, lanjut Devi, Yuli Sumpil tak terlihat turut mengawal jalannya proses hukum kasus yang menewaskan 135 jiwa.
"Memang waktu itu (Yuli) ke rumah saya, hari minggunya (2 Oktober 2022), tapi seharusnya ikut mengawal lah proses hukum seperti apa," katanya.
Akan tetapi, Yuli malah baru muncul di hadapin publik pasca aksi demo Arek Malang Bersikap di Kantor Arema FC yang berujung kericuhan.
"Seharusnya membela tentang saudara saudaranya yang meninggal. Berarti kan sudah gak ada salam satu jiwa," tuturnya.
Dengan ini, Devi pun berpesan kepada Aremania dan seluruh Arek Malang agar bersatu dan tak mudah terprovokasi agar bisa berjuang bersama demi keadilan.
"Kita harus berpikiran dingin, menyikapi ini dengan kepala dingin. Jangan terprovokasi oleh siapapun, karena ini demi kemanusiaan," pungkasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Yuli Sumpil bersama tokoh-tokoh Aremania lainnya mendatangi kantor Arema FC di Jalan Mayjend Pandjaitan, Kita Malang, Selasa (31/1/2023).
Kedatangan mereka untuk melakukan diskusi terbuka bersama manajemen Arema FC dan juga memasang logo Arema FC yang sempat rusak dan dibakar oleh ratusan massa aksi saat demo Minggu (29/1/2023) lalu.
Dalam pertemuan itu, Yuli Sumpil mengaku sangat menyayangkan aksi rusuh di Kantor Arema FC yang berbuntut pengerusakan dan pembakaran logo.
"Logo kita dihancurkan oleh teman kita sendiri. Logo ini gak bersalah, teman kita banyak yang meninggal, karena membela logo ini (Arema FC). Ini pengkhianatan Arek Malang. Saya tidak dendam, tapi jangan sampai logo ini dirusak," kata Yuli, Selasa (31/1/2023) lalu.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Hilman Latief Ingatkan Jemaah untuk Patuhi Aturan agar Kegiatan Haji Lancar
Finalisasi Coretax untuk Meningkatkan Kepatuhan dan Penerimaan Pajak
Sempat Gencatan Senjata 5 Jam, India-Pakistan Tegang Lagi
Penutupan Pendakian Gunung Binaiya Diperpanjang
Waktunya Beli Sepatu! Sports Station Gelar Diskon Gede-Gedean
Kemitraan UI-UC Berkeley Makin Erat, Dorong Lompatan Riset Lintas Negara
Menebar Terang dalam Cinta dan Ilmu: Pesan Perpisahan Puteri Indonesia Intelegensia 2024
Polisi Militer dan Bayang-Bayang Disiplin
Presiden Prabowo Beli Dua Sapi dari Bantul untuk Hewan Kurban
Lima Kloter Asal Jember Masuk Asrama Haji, Dua Jemaah Haji Jalani Perawatan