TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lembaga riset mikrobiota, AMRO Institute baru menyelesaikan penelitian berbasis seluler menggunakan sel makrofag murine dan RAW 264.7. Penelitian ini jamak dipakai pada riset respons imun.
Founder AMRO Institute Ge Recta Geson mengatakan, penelitian berbasis seluler memiliki keuntungan mengeliminasi variasi pada subjek penelitian manusia. Yakni kondisi psikologis dan polymorphism atau variasi genetik.
"Sel makrofag murine ditumbuhkan dalam cawan petri dengan menggunakan media specific membentuk jaringan. Sel ini kemudian dibagi menjadi 2 kelompok," jelas Recta.
Dari dua kelompok itu, sambung dia, kelompok pertama dipapar dengan LPS (metabolit patogen) Escherichia Colii. Sedang kelompok kedua di-treatment dengan extrak metabolit probiotik multistrain.
Jaringan makrofag yang dipapar dengan LPS mengalami keradangan hebat yang ditandai dengan kenaikan yang signifikan pada kadar sitokin proinflamasi. Hasilnya ada penurunan yang signifikan kadar sitokin antiinflamasi. Akibat keradangan ini terjadi kematian sel sebanyak 20%, sehingga viabilitas sel tinggal 80%.
Sedangkan jaringan makrofag yang di-treatment dengan ekstrak metabolit Probiotik Multistrain dengan berbagai dosis.
Pertama, dosis 0,03% setara dengan minum 15 ml mengalami pertumbuhan sel menjadi 130%.
Kedua, dosis 0,06% setara dengan minum 30 ml mengalami pertumbuhan sel menjadi 120%.
Ketiga, dosis 0,13% setara dgn minum 60 ml mengalami pertumbuhan menjadi 110%.
"Di sini tampak dosis penggunaan Probiotik Multistrain dari 15 ml - 60 ml aman. Tidak terjadi toksisitas sel. Sebaliknya terjadi regenerasi sel 110% - 130%," jelas dirut PT AMA, produsen PRO EM-1 ini.
Dengan kondisi itu, sambung Recta, dalam keadaan darurat akibat paparan Covid dengan load factor yang tinggi berisiko terjadi pneumonia (radang paru) berat. Kondisi itu bisa Probiotik Multistrain bisa diberikan sampai 60 ml untuk menekan keradangan paru sampai homeostasis tanpa berisiko terjasi sitotoksik (kematian sel).
Banyak macam jejas atau cidera yang menyebabkan keradangan sendiri dibagi menjadi 4 kelompok. Pertama, kelompok fisik. Bisa berupa pukulan, benturan, teriris, dan terbakar.
Kedua, kelompok kimia. Bisa berupa racun, metabolit patogen (LPS, TMAO), dan radikal bebas. Ketiga, kelompok Mikrobiologi. Yakni patogen yang terdiri dari bakteri, jamur, dan virus. Dan, kelima kelompok psikis yang berupa stres dan depresi.
Keradangan sejatinya mekanisme pertahanan tubuh untuk melokalisir atau menghancurkan jejas, yang ditandai dengan gejala-gejala. Seperti, Rubor (merah), Tumor (bengkak), Calor (demam), Dolor (nyeri), Functio Laesae (gangguan fungsi organ).
"Keradangan itu sebagai jembatan menuju proses healing atau pemulihan," jelas Recta.
Gejala-gejala keradangan merupakan alarm dari tubuh bahwa ada jejas pada organ dan isyarat bagi NKTCell (sel darah putih sitotoksik) untuk mencari dan memangsa musuh.
Keradangan akan mengakibatkan kematian sel dan kerusakan organ. Itu terjadi jika: Pertama, berlebihan atau lazim dalam situasi pandemi ini dikenal sebagai Badai Sitokin. Sitokin Proinflamasi diproduksi berlebihan menyebabkan langsung kerusakan organ.
Kedua, derajad rendah, sistemik, dan jangka panjang yang mengakibatkan keradangan kronis penyebab penyakit-penyakit kronis seperti gastritis, hipertensi dan diabetes type 2 (resistensi insulin). Terjadi upregulasi sitokin proinflamasi, tapi tidak berlebihan.
"Kita bisa melihat dengan sangat jelas pada chart di atas perbandingan antara paparan LPS/jejas pada jaringan mengakibatkan kematian sel melalui keradangan dan sebaliknya treatmen metabolit Probiotik Multistrain pada jaringan mencegah keradangan bahkan meregenerasi sel," jelas Recta.
Dengan demikian kematian sel pada organ tubuh karena keradangan akibat berbagai jejas dicegah. Sel yang mati akibat jejas atau proses aging akan digantikan dengan sel baru manakala tersedia metabolit Probiotik Multistrain pada organ tubuh. Sehingga tidak terjadi penurunan fungsi organ seiring pertambahan usia.
"Oleh karena itu perlu suplementasi PRO EM-1 setiap hari. PRO EM-1 berisi multistrain probiotik liquid yang hidup dan aktif dengan masa simpan lama," ucap founder AMRO Institute ini. (*)
Editor | : Deasy Mayasari |
Duta Pancasila dan Peran Generasi Muda Jelang Indonesia Emas 2045
PPIH SiapkanĀ 32 Bus Ramah Disabilitas bagi Jemaah Haji Indonesia
Ayu Apriliya Kusuma, Buka Jalan Perempuan Berhijab Bangka Belitung Lewat Putri Hijabfluencer
Dalam Empat Hari Kunjungan Wisatawan ke Bantul Tembus 43.226 Orang, PAD Capai Rp 432 Juta
Pagar Tembok TPU Sumbersari Kota Malang Terancam Roboh, Pemkot Malang Dianggap Slow Respons
Kebut Persiapan Sekolah Rakyat, Pemkab Banyuwangi Geber Renovasi Gedung Balai Diklat PNS Licin
Dihibur Gambyong Jreng, Komunitas Madiun Raya Gathering di Pasar Jadoel Ngegong
Berbobot 900 Kg, Sapi PO Anom Milik Peternak Pleret Bantul Juga Dibeli Presiden Prabowo
Pabrik Rokok Ilegal Diduga Milik Manajer Arema FC Akhirnya Digerebek Bea Cukai
Son Heung-min: Saatnya Tottenham Angkat Trofi, Seperti Harry Kane