TIMESINDONESIA, SRAGEN – Upaya dalam menekan angka stunting di Bumi Sukowati, Anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sragen dan Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan pelatihan peningkatan mutu dan nilai tambah diversifikasi produk lele kepada 100 kader kesehatan desa di Kabupaten Sragen.
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sragen, serta Kementrian Perikanan dan Kelautan, Syaifullah mewakili Dirjen Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Ikan di Rumah Aspirasi Luluk Nur Hamidah di Kauman, Sragen Wetan, Sragen.
Anggota Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah menyampaikan melalui program dengan Kementrian Perikanan dan Kelautan ini merupakan upaya untuk mendukung pemerintah dalam mencegah dan mengurangi angka stunting di Kabupaten Sragen.
“Peningkatan mutu, kualitas, serta mutu dan juga diversifikasi prodak olahan lele guna pemenuhan protein hewani dan nutrisi ini sebagai wujud dukungan kepada pemerintah untuk menurunkan angka stanting serta pemenuhan gizi masyarakat,” kata Luluk Nur Hamidah, Minggu (5/6/2022).
Selain itu, Luluk mengatakan Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten dengan angka stunting masih cukup tinggi. Program bimtek ini dinilai Luluk sangat penting, selain memberikan edukasi, sosialisasi, dan kampanye pemanfaatan bahan pokok yang tersedia di lingkungan.
“Peran kader kesehatan desa menjadi sangat penting. Ajakan serta kampanye pentingnya mengonsumsi makanan yang sehat dan berkualitas dan tetapi bermutu, itu bisa dihasilkan dan diolah bersumber dari Kabupaten Sragen,” papar Luluk.
Disisi lain, dengan adanya bimbingan dan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan dan meningkatnya masyarakat gemar memakan olahan ikan dan dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat terutama keluarga dalam olahan produk ikan.
Legislator PKB tersebut, menyebutkan tingginya angka stunting juga dipengaruhi oleh adanya kebutuhan gizi yang kurang sejak masih dalam kandungan.
Luluk juga menyebutkan kondisi lingkungan juga dinilai mempengarui, disisi lain aspek budaya masyarakat dinilai menyumbangakan tingginya angka stanting, Luluk mencontohkan adanya mitos “ibu hamil dilarang makan ikan, kalau ibu hamil makan ikan nanti anaknya jadi amis”.
Terpisah, Kepala Dinas Perikan dan Peternakan Kabupaten Sragen, Rina Wijaya menyampaikan, menurunkan angka stanting juga menjadi keseriusan Pemerintah Kabupaten Sragen.yakni dengan melalui program gemar memakan ikan dan lomba mincing.
“Melalui kegiatan gemar memakan ikan, lomba mancing, dan unit pelatihan pengolahan ikan serta pemberian bantuan benih diharapkan menjadi pendorong untuk menurunkan angka stunting di Sragen,” jelas Rina Wijaya. (*)
Pewarta | : Mukhtarul Hafidh |
Editor | : Deasy Mayasari |
Lamine Yamal Buka Resep Dominasi Barcelona Atas Real Madrid Musim Ini
Tragedi Trisakti: Analisis Relasi Kekuasaan dan Pengetahuan Michel Foucault
Sembilan Korban Ledakan Amunisi di Garut Berhasil Diidentifikasi
Eddy Soeparno Dorong Koperasi Merah Putih sebagai Pilar Ekonomi Rakyat
Warga Kampung Bantar Kota Tasikmalaya Geger, Potongan Kaki Bayi Ditemukan di Selokan
Bus Shalawat Siap Layani Jemaah Haji Indonesia 24 Jam, Ini Rute dan Titik Terminalnya
Paus Leo XIV Ajak Jurnalis Utamakan Kebenaran
BNN Ungkap Nilai Transaksi Narkoba Ilegal Capai Rp524 Triliun per Tahun
Game of Tariffs: Strategis Indonesia di Tengah Ketegangan Global
Dam Kelep Dalam Perbaikan, Jalan Profesor Hamka Sempat Lumpuh Diterjang Banjir