TIMESINDONESIA, PACITAN – Nasib kurang beruntung dialami oleh warga miskin yang beralamatkan di RT 01/RW 02 Dusun Ngasem, Desa Bolosingo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Jawa Timur bernama Sularmi (53) atap rumahnya nyaris ambrol.
Meski bagian dinding yang semula terbuat dari anyaman bambu sudah direhab, namun atapnya terlihat sudah bolong. Ia pun bingung karena hingga saat ini kondisi ekonominya kian terpuruk.
Tujuh tahun terakhir, Sularmi layaknya hidup sendirian menempati rumah peninggalan orang tuanya. Sang suami bernama Rohmani telah lama merantau ke Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau hingga sekarang tak kunjung pulang.
"Ini rumah peninggalan orang tua, mungkin 30 tahun lebih. Jika hujan tiba, genteng kerap bocor, bagian penyangga kayu atap sudah lapuk dimakan usia," katanya, Jumat (5/5/2023).
Saat TIMES Indonesia menyambangi kediamannya, Sularmi tampak menahan sakit. Rupanya, dia habis kecelakaan yang mengharuskan salah satu kakinya dioperasi. Bukan tak ingin untuk memperbaiki rumah dan memulihkan kesehatannya, namun karena tidak memiliki kemampuan dari segi biaya.
"Suami saya lama merantau nggak pulang-pulang. Setiap hujan angin, hati ketar-ketir takut ambruk nggak bisa dibuat berteduh," ujarnya.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, ibu dua anak ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Namun, sejak dua bulan belakangan terpaksa berdiam diri di rumah lantaran kecelakaan yang menimpa sehingga salah satu kakinya harus dioperasi. Kedua anaknya sudah menginjak dewasa, anak sulung pun harus ikut dengan suami di Sumatera. Ia tinggal bersama anak bungsu yang bekerja serabutan.
"Ya, cukup nggak cukup, kan saya sudah nggak ada pemasukan lagi. Dulu kalau kerja kadang diantar, kadang naik angkutan umum. Lebaran ini anak saya perempuan pulang, jadi ada yang bantuin," tutur Sularmi.
Nyaris tidak bisa dibedakan, antara dapur dan ruangan inti. Bagian belakang rumah Sularmi hanya ditambal dengan kalsibot, tiang penyangga sudah miring, sedangkan sisi luar bangunan ditopang dengan bambu untuk sementara waktu.
Rumah Sularmi yang kondisinya kian memprihatinkan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
"Kalau ada rejeki maunya dibetulkan, nggak ada biaya, cuma bisa berdoa aja," pintanya sambil menahan isak tangis pilu.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Bolosingo, Sucipto saat dikonfirmasi di kediamannya menjelaskan, jika rumah warganya tersebut sudah dapat bantuan bedah rumah tak layak huni (RTLH) yang diusulkan melalui Dinas Perumahan, Kawasan dan Permukiman (Perkim) setempat.
"Segala upaya sudah kami lakukan, termasuk mengusulkan bantuan, tapi karena nominalnya hanya sekitar Rp7-10 juta, akhirnya yang bersangkutan nggak bisa meneruskan rehab rumah," katanya.
Sucipto pun mengakui, guna melakukan pembongkaran rumah tersebut membutuhkan biaya banyak. Sedangkan, kondisi Sularmi cukup memprihatinkan, selain sedang sakit, secara ekonomi pun berada di bawah garis kemiskinan.
"Pihak Perkim mintanya bangunan permanen, sedangkan rumah tersebut pondasi saja tidak ada. Kalau dibongkar semua, butuh biaya banyak. Awalnya masih dinding anyaman bambu, karena kondisi ekonomi sehingga yang bersangkutan nggak bisa meneruskan," paparnya.
Selain itu, Pemdes Bolosingo mencatat, setidaknya terdapat 36 rumah tak layak huni yang diusulkan mendapat bantuan RTLH. Namun, begitu sudah diacc, warga banyak yang menolak dengan alasan tidak ada biaya tambahan, termasuk pembayaran tukang.
"Kami sudah sekuat tenaga mengusulkan, semoga ke depan Pemkab Pacitan juga mempertimbangkan nominal bantuan yang pas bagi warga kurang mampu," jelas Kades Bolosingo, Sucipto menanggapi kondisi Sularmi yang atap rumahnya nyaris ambrol. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Polres Magetan Ungkap 3 Kasus Premanisme, Warga Diminta Tidak Takut Melapor
DPMPTSP Bontang Dukung UMKM Melalui Diseminasi dan Pendampingan Penerbitan NIB
Persewangi Banyuwangi Optimistis Amankan Tiket 8 Besar Liga 4 Nasional
Polres Pemalang Amankan Remaja Bawa Senjata Tajam
Pria di Banyuwangi Bacok Tetangga, Dipicu Serempetan Motor
DPMPTSP Kota Bontang Hadir di Munas VII APEKSI 2025, Dorong Promosi Daerah dan Perkuat Jejaring Investasi
Manajer Tersangkut Masalah Hukum, Arema FC Pastikan Tim Tetap Fokus Hadapi Liga 1
Hujan Deras Picu Banjir di Dua Kelurahan di Bondowoso
Desi Prakasiwi Komitmen Genjot Prestasi Sepak Bola Putri Banyuwangi
DPMPTSP Bontang Tekankan Pentingnya Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk Legalitas dan Kelestarian