TIMESINDONESIA, GRESIK – Kementrian Luar Negeri (Kemenlu RI) mengajak calon duta besar serta konsulat jenderal Indonesia mengunjungi Smelter PT Freeport Indonesia di Kabupaten Gresik Jawa Timur.
Kunjungan itu untuk mendapat pembekalan mengenai peran penting investasi untuk mendukung hilirisasi yang merupakan salah satu fokus investasi pemerintah Indonesia.
Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga Kementerian Luar Negeri Muhsin Syihab yang turut hadir di proyek smelter PTFI ini menjelaskan pentingnya peran para wakil Indonesia sebagai duta investasi yang menjalankan diplomasi ekonomi di panggung dunia.
“Kami mengantar para calon-calon Duta Besar yang akan segera ditugaskan ke negara-negara setempat, dan calon Konsul Jenderal yang akan ditugaskan ke negara-negara sahabat, karena kami memandang pentingnya diplomasi ekonomi termasuk juga investasi asing. Ini sangat in line dengan kebijakan pimpinan nasional," katanya, Kamis (25/5/2023).
Dia pun menambahkan proses pembangunan smelter ini banyak melibatkan anak-anak bangsa, perusahaan-perusahaan BUMN, jadi ini membuktikan komitmen tentang pentingnya kemandirian Indonesia secara ekonomi.
Pada tahun 2022, Indonesia berhasil mencapai investasi industri hilir untuk komoditas pertambangan senilai Rp171,2 triliun atau sekitar 14 persen dari total investasi sebesar Rp1.207 Triliun.
Capaian ini tidak terlepas dari keseriusan PTFI berkontribusi bagi Indonesia melalui investasi pembangunan smelter single line terbesar di dunia ini, yaitu Rp25 triliun hingga akhir tahun 2022 dari total rencana investasi sebesar USD 3 miliar atau setara dengan Rp45 triliun.
“Hilirisasi hasil tambangakan terus berkembang dan investasi di sektor ini terbukti telah memberikan manfaat yang signifikan bagi pelaku bisnis dan bangsa Indonesia," ujarnya.
Wakil Presiden Direktur PTFI Jenpino Ngabdi menyampaikan hingga akhir April 2023, pembangunan smelter kedua PTFI ini telah selesai 66,84 persen, lebih cepat dari target yang sudah disepakati pemerintah Indonesia.
"Pembangunan konstruksi fisik smelter ini akan rampung pada Desember 2023," ujarnya.
Kegiatan operasional pabrik pengolahan konsentrat tembaga akan dapat mulai beroperasi pada Mei 2024. Pada tahap operasi penuh, smelter kedua milik PTFI ini akan mampu mengolah 1,7 juta dry metric ton konsentrat tembaga menjadi sekitar 600.000 ton katoda tembaga per tahun. (*)
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Lima Kloter Asal Jember Masuk Asrama Haji, Dua Jemaah Haji Jalani Perawatan
Pacitan Darurat Knalpot Brong, 18 Motor Diamankan dalam Razia Gabungan
Kebijakan Militeristik untuk Siswa
PPIH Sediakan Bus Antarkota Berspesifikasi Khusus Demi Kenyamanan Jemaah Haji
Ancelotti Sebut El Clasico menjadi Momen Penentuan Juara Liga Spanyol
BMKG: Hujan Lebat Diprediksi Landa Sebagian Besar Wilayah Indonesia pada Minggu
Yogyakarta Siap Wujudkan Sekolah Rakyat untuk Anak Miskin, Taman Siswa Jadi Lokasi Prioritas
Juara Olimpiade Nasional IPS Tingkat SMP, Ada Kabupaten Probolinggo!
Renungan Minggu: Kala Taat Menjadi Titik Balik
Ferel Rizki, Aktivis Kampus dari Cimahi yang Harumkan Indonesia di Panggung Internasional