TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Konsep "filosofi tempat duduk" adalah hal yang esensial dalam budaya masyarakat Sumba Timur. Salah satu simbol budaya yang memperkuat ritual penyambutan ini adalah ritual Pahappa, atau penyuguhan sirih pinang. Sebuah praktik turun-temurun yang bertujuan untuk memberi hormat dan penghargaan kepada tamu yang datang berkunjung.
"Penyajian sirih pinang atau Pahappa ini adalah ungkapan penghargaan dan respek kepada tamu yang datang, inilah cara kami di Sumba Timur menunjukkan rasa terima kasih dan penghormatan," jelas Rambu Risparia Ranggambani, pemerhati Budaya Sumba Timur, kepada TIMES Indonesia Rabu (6/9/2023).
Pahappa tidak hanya disuguhkan saat ada tamu yang datang berkunjung, tetapi juga dalam berbagai acara adat lainnya. Baik itu upacara perkawinan, kematian, maupun ritual lainnya yang berhubungan dengan adat istiadat.
Dalam konteks perkawinan, pahappa berfungsi sebagai simbol permintaan ijin dan doa berkah kepada leluhur saat mempelai wanita akan meninggalkan rumah orang tuanya untuk mengikuti suaminya.
"Kami percaya bahwa leluhur kami adalah penjaga dan pemberi petunjuk dalam kehidupan kami. Dengan berbagi sirih pinang di kuburan mereka, kami menunjukkan rasa hormat dan terima kasih, sekaligus juga meminta berkah dan petunjuk," tambah Rambu Risparia.
Tempat sirih pinang atau mbola happa yang siap disuguhkan kepada tamu yang datang. (FOTO: Pariwisata Sumba for TIMES Indonesia)
Tujuan dari ritual ini tidak terbatas pada pengunjung saja, tetapi juga melibatkan wisatawan yang berkunjung ke Sumba Timur. Ritual ini menjadi bukti bahwa masyarakat Sumba Timur sangat menghargai dan merespons kehadiran siapa pun yang datang ke tempat mereka.
Risparia menambahkan, bagi tamu atau wisatawan yang tidak mencicipi sirih pinang, akan disuguhkan kopi sebagai pembuka. “Tidak ada yang perlu ditakutkan, karena keramahan kami adalah nilai budaya kami," ujarnya.
Sebagai daerah yang kaya akan adat istiadatnya, Rambu mengungkapkan, Sumba Timur juga memiliki beragam tradisi saat menyambut tamu maupun wisatawan penyematan kain tenun khas Sumba Timur.
Ritual pahappa menunjukkan betapa hangat dan ramahnya masyarakat Sumba Timur, dan menjabarkan nilai-nilai masyarakat Sumba dalam menerapkan prinsip ramah tamah.
“Ini juga menjadi refleksi dari bagaimana Sumba Timur menjunjung tinggi tradisi dan budayanya dalam menerima tamu maupun wisatawan dengan ritual pahappa (suguhan sirih pinang),” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Moh Habibudin |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Jelang Porprov Jatim 2025, Kondisi Gor Ken Arok Kota Malang Memprihatinkan
Demi AI dan Energi Bersih, Google Bangun Tiga Proyek Nuklir 600 MW di AS
Rusdi Kirana Nyatakan Dukungan Penuh Perangi Narkoba
Khofifah Optimis Jatim Jadi Pelopor Transformasi Sanitasi Nasional
Dari Pengusaha Rambah Praktisi Hukum, Peter Sosilo Raih Gelar Doktor
Perempuan di Kota Malang Laporkan Mantan Suami Gegara Tega Kasihkan Anaknya ke Orang Kaya
Tasyakuran 732 Tumpeng Serentak Peringati Hari Jadi Kabupaten Mojokerto
Wapres Gibran Ajak Generasi Muda Berkontribusi dalam Pembangunan Nasional
Pemerintah Beri Tanggapan Keras Terhadap Aksi Premanisme Berbasis Ormas
Kemenag Perketat Perlindungan Jemaah Haji Khusus, Asuransi dan Rumah Sakit Tak Boleh Sekadar Formalitas