Gaya Hidup

Astrid Getol Promosikan Malang Lewat Fashion

Senin, 21 September 2015 - 06:48 | 79.48k
Astrid Christabella. (Foto: Rully/Malangtimes)
Astrid Christabella. (Foto: Rully/Malangtimes)
Kecil Besar

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, MALANG - Bagi Astrid Christabella, menjadi model bukan sekedar mencari popularitas. Lebih dari itu, Gadis kelahiran Malang, 11 April 1995 ini mengatakan, saat dirinya memutuskan menjadi model, maka ia pun memiliki kesempatan yang besar untuk terlibat aktif mempromosikan wisata di wilayah Malang Raya.

Saat MALANGTIMES bertanya kepada gadis berparas ayu ini, bagaimana caranya mempromosikan wisata Malang ? Ia menjawab, saat dirinya mendapat tawaran menjadi model fashion, maka Astrid akan cenderung memilih spot yang mewakili potensi wisata di wilayah Malang.

Advertisement

Menurutnya, cara seperti itu efektif, sebab saat fotografer mempublikasikan foto Astrid di berbagai media, mulai media sosial, cetak, maupun elektronik, maka spotnya ikut terpublikasi juga, secara tidak langsung potensi wisata Malang akan ikut terpublikasi dan dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat.

"Pasti, setiap fotografer akan memberikan credit, termasuk mencantumkan lokasi dalam setiap foto karya mereka," ujar Astrid kepada MALANGTIMES.

Beberapa waktu lalu, MALANGTIMES berkesempatan hunting foto, mengambil tema culture. Saat itu Astrid yang menjadi modelnya. Sebelum hunting, kami melakukan observasi, dan Astrid berinisiatif memberikan referensi lokasi, yaitu area Pecinan, Kota Malang sebagai spot pengambilan gambar.

Alhasil, pilihan gadis berambut panjang ini pun sangat sesuai. Dengan berbalut pakaian khas Tionghoa, Astrid terlihat aura kecantikannya. Tidak hanya itu, pemilihan lokasi Pecinan sebagai background semakin menambah keindahan hasil foto.

Saat fotonya di Pecinan terposting di media sosial, Astrid pun berkomentar bahwa banyak fotografer lainnya yang tertarik hunting di Pecinan. Menurutnya, area Pecinan pun semakin diminati banyak fotografer untuk dijadikan obyek hunting, maka secara tidak langsung nama Pecinan semakin terdongkrak.

Gadis didikan Andre Modeling School (AMS) ini menjelaskan, bahwa efek publikasi yang dilakukan fotografer dalam berbagai media tidak hanya mendongkrak popularitas modelnya saja, namun lokasi pengambilan gambarnya juga ikut terdongkrak.

Karena itu, gadis berkulit putih ini selalu berinisiatif agar penentuan lokasi pengambilan gambar juga mempertimbangkan point of interestnya, apakah lokasinya bersejarah dan mewakili kebudayaan lokal, jika tidak kenapa harus dipilih sebagai spot pengambilan gambar.

"Jangan asal pilih spot, cari spot yang memiliki nilai sejarah atau mewakili budaya lokal," ujarnya.

Alumnus SMAK Kolese Santo Yusup Malang ini menyimpulkan, bahwa sebagai model jangan hanya egois mementingkan ketenaran nama, tapi juga harus ikut mempromosikan potensi wisata daerah melalui pemilihan lokasi hunting foto, agar lokasinya semakin banyak dikenal luas.

"Kalau lokasi huntingnya diburu banyak fotografer, otomatis lokasinya semakin dikenal luas dan bisa menjadi obyek wisata fotografi," pungkas Astrid. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : =

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES