TIMESINDONESIA, MALANG – Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) terus melakukan upaya digitalisasi pada seluruh pasar tradisional yang ada di Indonesia. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dr. Jerry Sambuaga mengatakan, setiap tahun, targetnya ada seribu pasar tradisional yang masuk dalam digitalisasi.
"Kita sampai hari ini, sudah lebih dari seribu pasar malah, dari kita sebagai Wamendag sampai sekarang, kita sudah lebih dari seribu," ucapnya saat berada di Universitas Brawijaya, Kamis (22/6/2023).
Dia menjelaskan, digitalisasi pasar yang dia maksud adalah dengan mengubah sistem pembayaran yang ada di pasar tradisional, yang semula secara konvensional, atau dengan uang kertas, bergeser ke arah transaksi digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)
"Yang kita masukkan digitalization mulai dari transaksi pembayaran, seperti yang bisa kita saksikan. Kita bekerjasama dengan perusahaan daerah, termasuk kalau disini (Kota Malang) dengan Pak Wali Kota, dengan tempat -tempat lain juga sama seperti itu," imbuhnya.
Menurutnya, dengan beralih ke transaksi digital, ada beberapa keuntungan yang bisa dirasakan oleh pembeli maupun penjual. Dari sisi pembeli, yang bersangkutan bisa mendapatkan waktu transaksi yang jauh lebih cepat dan aman.
"Bayar pakai QRIS, terus kita scan QR code, nggak sampai 3 detik, langsung bayar. Selsei," kata dia.
Keuntungan dari sisi pedagang apabila menggunakan transaksi digital adalah, apabila pedagang tersebut ingin mengajukan pinjaman ke bank, maka pedagang tersebut akan lebih mudah, karena catatan transaksinya akan ter-record dengan baik dalam aplikasi.
"Misalnya sekarang perdagang meminjam uang ke bank, bank tanya, coba lihat cash flow-nya, coba lihat aliran jual -beli transaksi pembelian per hari ini, atau penjualan, dia akan lebih gampang meminjam uang ke bank sebagai kredit, karena sudah digitalisasi, sudah rapi, teradministrasikan dengan baik," tutur Jerry.
Dengan hal ini, menurutnya peralihan dari sistem transaksi konvensional ke digital harus segera dilakukan di seluruh pasar tradisional yang ada di Indonesia. Sehingga digitalisasi ini bisa berjalan di semua sektor kehidupan.
"Nah ini artinya, sekali lagi, inklusi keuangan juga menyasar kepada seluruh pelaku usaha, termasuk peragang pasar," pungkas Jerry. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Ini Waktu dan Cara yang Tepat Supaya Dapat Manfaat Air Mawar
Hybrid Teraman dan Bertenaga JAECOO J7 SHS Kantongi 5 Bintang Euro NCAP
Tiga Resep Kopi Kekinian ala Kafe, Yuk Bikin Sendiri
Cegah Risiko Alergi dan Asma, Bersihkan Kipas Angin Milik Anda Secara Berkala
Bukan Tumbuhan Asli Korea, Tapi Disebut Negeri Ginseng
Cha Eun Woo Daftar Wamil untuk Band Militer
From Trash Collector to the Holy Land: Bejo Purwasanto’s Journey to Hajj 2025
Wisata Kuliner Sambil Menikmati Pesona Sungai Musi di Palembang
Peran APBN Mewujudkan Pendidikan Bermutu
Tantang Arema di Stadion Kanjuruhan, Persik Kediri Bertekad Bawa Pulang 3 Angka