TIMESINDONESIA, KEDIRI – Sepanjang 2022, terdapat lebih dari seribu kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kediri. Dari jumlah itu 179 positif DBD dengan 3 diantaranya meninggal dunia.
Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Retno Handayani, SKM, M.Kes mengungkapkan dari jumlah tersebut hampir 80 persen didominasi oleh anak-anak usia sekolah. Sedangkan untuk yang meninggal usianya di bawah 12 tahun.
"Kalau untuk yang positif (DBD) itu hampir 80 persen usia balita dan anak sekolah, karena aktivitasnya sudah mulai di luar rumah. Sisanya baru usia-usia diatasnya," tutur Retno, Senin (29/08/2022).
Untuk sebaran kasus sendiri, menurut Retno terjadi di sekitar wilayah Pare. Namun Retno menegaskan penemuan kasus terbanyak itu bukan berarti penanggulangan sarang nyamuk di Pare buruk, namun justru sebaliknya.
"Bukan berarti PSN tidak bagus tapi banyak rumah sakit sehingga kita cepat menemukan (kasus). Di wilayah Pare mulai dari klinik sampai rumah sakit setidaknya ada 20. Jadi jika penemuan kasusnya juga lebih cepat kemungkinan terselamatkan itu juga lebih cepat. Karena kalau sudah panas tiga hari (dalam kasus DBD) harus segera ditangani," tambahnya lagi.
Menurut Retno untuk membedakan antara panas biasa, panas karena gejala demam berdarah, dan yang terbaru panas karena covid-19 perlu dilakukan secara klinis untuk mempercepat penanganan. Termasuk melakukan rapid test untuk covid-19 dan cek trombosit untuk demam berdarah.
Untuk pasien yang mengalami demam atau panas namun dari pemeriksaan diketahui trombosit masih atas 100 sampai 150, belum masuk ke DBD. Apalagi jika ternyata dipantau hari berikutnya tidak masalah.
"Jadi masyarakat kalau misalnya panas ada kecurigaan tertentu disarankan langsung cek kesehatan untuk memastikan apakah itu Covid-19 atau DBD. Masa inkubasi DBD sendiri satu sampai tujuh hari. Ketika panasnya sudah di hari ketiga dan menurun itu bisa fase perbaikan atau fase semakin menurun. Jika virusnya semakin merusak, daya tahan tubuh pasien itu bisa melawan, dia bisa naik trombositnya," tutur Retno.
Retno mengungkapkan untuk meningkatkan trombosit, pasien harus mendapat asupan atau mendapat bantuan infus.
"Ketika mendapat tambahan infus, otomatis dia ada kemampuan untuk meningkatkan trombosit. Begitu dapat infus di hari keempat-kelima bisa melawan, maka fase kritisnya yang seharusnya tujuh hari lebih cepat terlewati, dan lebih cepat sembuh," pungkas Retno terkait penyakit Demam Berdarah. (*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra (MG-411) |
Editor | : Deasy Mayasari |
Hotel Tugu Malang Tampilkan Akulturasi Budaya di Ruang Baba Peranakan
CEK FAKTA: Tidak Benar! Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates Dapat Bansos Rp150 Ribu
Dikeluhkan Jemaah Haji, Komisi VIII DPR RI Minta Menag Nego Sistem Syarikah Arab Saudi
Vasektomi di Bantul Dapat Reward Rp 1 Juta, Target 25 Peserta per Tahun
Duta Pancasila dan Peran Generasi Muda Jelang Indonesia Emas 2045
PPIH SiapkanĀ 32 Bus Ramah Disabilitas bagi Jemaah Haji Indonesia
Ayu Apriliya Kusuma, Buka Jalan Perempuan Berhijab Bangka Belitung Lewat Putri Hijabfluencer
Dalam Empat Hari Kunjungan Wisatawan ke Bantul Tembus 43.226 Orang, PAD Capai Rp 432 Juta
Pagar Tembok TPU Sumbersari Kota Malang Terancam Roboh, Pemkot Malang Dianggap Slow Respons
Kebut Persiapan Sekolah Rakyat, Pemkab Banyuwangi Geber Renovasi Gedung Balai Diklat PNS Licin