TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Seniman asal kota Bandung, Arya Sudrajat menggarap pameran Solo Exhibition atau pameran tunggal dengan membawa tema "Artifacts Ruruntuk". Berbagai karya-karyanya tersebut dipamerkan di RedBase Foundation di Dusun Jurug, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta pada Sabtu (18/3/2023).
Pameran tunggal ini resmi dibuka pada tanggal 18 Maret hingga 5 Mei 2023. Pada acara pembukaan pameran tunggalnya tersebut, Arya menceritakan bahwa karya pameran tunggalnya ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan di kota Yogyakarta. Baginya, pameran di Yogyakarta adalah sebuah pengalaman berharga sebagai seorang seniman tunggal.
"Pertama kali untuk pameran tunggal di Yogyakarta. Menurut saya, di Yogyakarta bisa membuat saya takjub karena kota ini memang tepat dan banyak sekali para seniman-seniman handal," ujar Arya kepada TIMES Indonesia.
"Juga tak lupa banyak pagelaran seni yang dibuat sama anak-anak Yogyakarta seperti Artjog dan lainnya. Hal ini yang memotivasi saya untuk hadir dan ikut pameran di sini," lanjutnya.
Arti "Ruruntuk" yang dibawakannya dalam pameran tersebut diambil dari bahasa Sunda yang memiliki sebuah arti benda yang sudah tidak terpakai namun di situ terdapat jejak atau memiliki fungsi yang dulunya digunakan oleh masyarakat. Dipilihnya Ruruntuk ini menurutnya adalah bagian dari refleksi dari Jelekong yang mana merupakan sebuah wilayah kecil di kota Bandung.
"Aku menemukan benda-benda atau ruruntuk-ruruntuk itu sebagai sebuah refleksi dari wilayah Jelekong itu. Sehingga, saya hadirkan melalui jejak saya," jelas Arya.
Pihaknya memberikan pesan bahwa dalam memaknai arti Ruruntuk ini adalah sebuah benda yang pernah ada dan pernah digunakan oleh siapapun yang pada akhirnya bisa menghasilkan adanya sebuah jejak bahkan ada rasa emosional dalam benda-benda tak terpakai itu.
Saat ia merespon benda itu melalui karya dan jejaknya, disitulah ia merasakan beberapa jiwa emosional dari orang-orang yang menggunakan benda-benda tersebut. "Bisa jadi orang lain juga merasakan keintiman atau pengalaman itu, jadi semua ini merupakan pengalaman pribadi," ungkap Arya.
Arya menilai jika pameran tunggalnya ini lebih kepada sifat personalitas dengan daerah asal kelahirannya. Intensitas dan keintiman daerah di mana ia lahir yang selalu melihat adanya warna serta melihat landscape tepatnya di Jelekong (tempat tinggalnya). Selain itu, sejak kecil pun ia sudah melihat fenomena melukis secara massal.
"Karena itu saya ingin menghadirkan beberapa momentum dan pengalaman saya selama hidup di Jelekong sebagai sebuah personalitas saya secara pribadi," imbuh Arya menutup pembicaraan. (*)
Pewarta | : Hendro Setyanto Baskoro |
Editor | : Deasy Mayasari |
PM Australia Albanese Akan Kunjungi Indonesia Usai Menang Pemilu
Guru Besar Unair: Kebebasan Berpendapat Dilindungi Konstitusi, Tapi Harus Bertanggung Jawab
Mengagumkan, Batik Saji Pacitan Tembus hingga Pasar Ekspor Swiss
Dollar Menguat, Bagaimana Nasib Bank Syariah?
Audisi Putri Hijabfluencer Jabar 2025, Wadah Muslimah Gali Potensi dan Inspirasi
Hotel Tugu Malang Tampilkan Akulturasi Budaya di Ruang Baba Peranakan
Program MBG di Jatim Tingkatkan Gizi dan Perekonomian Warga
CEK FAKTA: Tidak Benar! Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates Dapat Bansos Rp150 Ribu
Dikeluhkan Jemaah Haji, Komisi VIII DPR RI Minta Menag Nego Sistem Syarikah Arab Saudi
Vasektomi di Bantul Dapat Reward Rp 1 Juta, Target 25 Peserta per Tahun