TIMESINDONESIA, JAKARTA – Seorang wanita berusia 50 tahun, asal Kongo, Afrika, meninggal dunia karena kekurangan gizi parah setelah mengandung janin selama sekitar 9 tahun.
Wanita yang tak disebutkan namanya itu telah mengunjungi dokter di New York, Amerika Serikat dengan keluhan kram perut, gangguan pencernaan, dan suara gemericik setiap usai makan.
Menurut sebuah laporan yang dilansir The Mirror, dokter di rumah sakit AS melakukan pemindaian dan mengungkapkan janin itu diperkirakan berusia 28 minggu. Namun janin mati dan bersarang di perut bagian bawah wanita itu hingga menjadi bayi batu dan menekan dan menyumbat ususnya.
Bahkan setelah dia dipindahkan ke AS, saat ditawari untuk operasi, ibu itu juga menolak. Dia akhirnya meninggal karena kekurangan gizi yang disebabkan oleh janin yang menyumbat usus kecilnya
Dokter mengatakan dia meninggal karena kekurangan gizi parah, atau kelaparan.
Dr Waseem Sous, ahli penyakit dalam di SUNY Upstate Medical University yang melaporkan kasus tersebut, mengatakan pasien menolak intervensi karena takut operasi dan memilih untuk pemantauan gejala.
"Sayangnya, dia meninggal karena malnutrisi parah dalam konteks obstruksi usus berulang karena lithopedion dan terus takut mencari perawatan medis," ujarnya.
Menulis di Journal of Medical Case Reports, dokter menyatakan bahwa pasien sal Kongo itu mempercayai bahwa kondisinya tersebut terkait dengan "mantra" yang dilemparkan padanya di Tanzania.
Sembilan tahun sebelumnya, ketika wanita Kongo itu pertama kali menyadari bahwa dia telah kehilangan anaknya, dia sempat dituduh membunuh bayinya oleh petugas medis di sebuah kamp pengungsian.
Insiden itu dilaporkan sehingga membuat wanita asal Kongo itu takut pada dokter dan sejak saat itu ia selalu menolak semua perawatan medis.
Wanita itu dilaporkan telah memberi tahu dokter di rumah sakit di AS, bahwa dia akan memberi tahu mereka ketika dia tidak takut mati dan siap untuk dioperasi. Namun, wanita itu meninggal 14 bulan setelah berada di Amerika Serikat.
Fenomena langka seperti ini tercatat kurang dari 300 kali terjadi, yakni janin berkembang di luar kandungan dalam keadaan meninggal saat hamil dan tidak dikeluarkan dari tubuh
Ini disebut-sebut diantara banyak komplikasi kehamilan yang memiliki dampak jangka panjang yang parah pada kesehatan ibu.
Akhirnya wanita berusia 50 tahun, asal Kongo, Afrika itu meninggal dunia karena kekurangan gizi parah saat di bagian perutnya bersarang janin yang sudah membatu selama 9 tahun. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Widodo Irianto |
Hotel Tugu Malang Tampilkan Akulturasi Budaya di Ruang Baba Peranakan
CEK FAKTA: Tidak Benar! Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates Dapat Bansos Rp150 Ribu
Dikeluhkan Jemaah Haji, Komisi VIII DPR RI Minta Menag Nego Sistem Syarikah Arab Saudi
Vasektomi di Bantul Dapat Reward Rp 1 Juta, Target 25 Peserta per Tahun
Duta Pancasila dan Peran Generasi Muda Jelang Indonesia Emas 2045
PPIH Siapkan 32 Bus Ramah Disabilitas bagi Jemaah Haji Indonesia
Ayu Apriliya Kusuma, Buka Jalan Perempuan Berhijab Bangka Belitung Lewat Putri Hijabfluencer
Dalam Empat Hari Kunjungan Wisatawan ke Bantul Tembus 43.226 Orang, PAD Capai Rp 432 Juta
Pagar Tembok TPU Sumbersari Kota Malang Terancam Roboh, Pemkot Malang Dianggap Slow Respons
Kebut Persiapan Sekolah Rakyat, Pemkab Banyuwangi Geber Renovasi Gedung Balai Diklat PNS Licin