TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Tingginya mobilitas wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Indonesia membuat masyarakat harus lebih waspada terhadap penyebaran virus cacar monyet atau mongkeypox. Banyuwangi yang merupakan salah satu destinasi wisata favorit, tentu harus mulai mengencangkan sabuk pengaman guna upaya preventif.
Meski sejauh ini penyakit cacar monyet belum di temukan di daerah ujung timur Pulau Jawa, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat memberikan imbauan bagi para pelaku wisata untuk tetap waspada dan tetap tertib menjalankan protokol kesehatan.
"Jika merujuk dalam rilis Kementrian, Virus monkeypox ini, sudah masuk ke Indonesia, dan ada satu orang yang positif dengan riwayat perjalanan dari luar negeri. Makanya perlu kita imbau untuk tetap waspada," katanya, Senin (29/8/2022).
Diketahui, trend penyakit cacar monyet pertama kali ditemukan penularannya berasal dari luar negeri. Sehingga industri pariwisata daerah rentan dengan penyebaran penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan ini.
"Kita tidak tahu wisatawan yang masuk potensi membawa virus atau tidak. Namun hal itu, harus tetap kita waspadai tentunya," ujarnya.
Kewaspadaan terhadap virus bahaya cacar monyet, tidak hanya kepada pelaku wisata saja. Bahkan pihaknya mengebut sosialisasi pencegahan dan penanganannya kepada masyarakat dan beberapa komunitas di Banyuwangi.
"Ini merupakan kasus baru. Maka kami minta jajaran rumah sakit sampai puskesmas, untuk memberi pemahaman kepada masyarakat dalam pencegahan dan penanganan virus cacar monyet ini," terangnya.
Gejala penyakit cacar Monyet, lanjut Amir, secara umum ditandai dengan adanya demam, panas yang tinggi dan sakit kepala.
"Biasanya, jika virus ini sudah tumbuh bintik-bintik yang berisi air. Pasti gatal dan panasnya luar biasa," urainya.
Kepada TIMES Indonesia, Amir menyebut pada kronologi di luar negeri seperti Eropa dan Afrika, sosialisasi menyasar pada beberapa kelompok komunitas untuk langkah antisipasi penularan yakni dengan kontak langsung kulit ke kulit.
"Kita sampaikan juga pada pendamping komunitas LGBT dan pendamping HIV Aids untuk terus mengampanyekan kewaspadaan adanya monkeypox ini," ungkapnya.
Selain itu, masyarakat harus membersihkan area benda atau permukaan yang sering disentuh dengan potensi tersebarnya virus di tempat umum, serta selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Jika terdapat masyarakat yang mengalami gejala-gejala cacar monyet tersebut tidak perlu panik. Segeralah lapor pada fasilitas kesehatan terdekat," tutup Amir Hidayat. (*)
Pewarta | : Imam Hamdani (MG-415) |
Editor | : Deasy Mayasari |
Dollar Menguat, Bagaimana Nasib Bank Syariah?
Hotel Tugu Malang Tampilkan Akulturasi Budaya di Ruang Baba Peranakan
CEK FAKTA: Tidak Benar! Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates Dapat Bansos Rp150 Ribu
Dikeluhkan Jemaah Haji, Komisi VIII DPR RI Minta Menag Nego Sistem Syarikah Arab Saudi
Vasektomi di Bantul Dapat Reward Rp 1 Juta, Target 25 Peserta per Tahun
Duta Pancasila dan Peran Generasi Muda Jelang Indonesia Emas 2045
PPIH Siapkan 32 Bus Ramah Disabilitas bagi Jemaah Haji Indonesia
Ayu Apriliya Kusuma, Buka Jalan Perempuan Berhijab Bangka Belitung Lewat Putri Hijabfluencer
Dalam Empat Hari Kunjungan Wisatawan ke Bantul Tembus 43.226 Orang, PAD Capai Rp 432 Juta
Pagar Tembok TPU Sumbersari Kota Malang Terancam Roboh, Pemkot Malang Dianggap Slow Respons