Pendidikan
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Siswa-siswi Kindergarten Surabaya Montessori School berkejaran dengan waktu dari bangku ke bangku untuk menyelesaikan race berisi sejumlah soal hitungan matematika.
Setidaknya ada lima race atau lintasan harus mereka selesaikan. Antara lain Domino Addition, Under The Sea Addition, How Many? Count The Bugs and Write The Numbers, Complete The Missing Number, dan Matches The Shape.
Setiap lembar soal yang sama memiliki nomor urut masing-masing peserta.
"One paper one student, do your best," kata guru memberi aba-aba dalam Bahasa Inggris.
Anak-anak berlarian dengan cepat, mencari 'nomor punggung' mereka dalam selembar kertas. Meskipun masih kanak-kanak, siswa sangat memahami aturan dalam permainan tersebut.
Ada yang berhasil lari duluan sampai menyelesaikan race terakhir. Ada pula yang masih tertinggal karena kertas lembar soal tertumpuk dengan milik peserta lain, para guru pun turut membantu mencarikan dan memberikan semangat dengan ceria agar siswa tetap optimis mampu menuntaskan soal hingga lintasan penutup. Model pengerjaan sangat menarik dan mudah dipahami.
Kepala Sekolah Primary Surabaya Montessori School, Ika Yaniar Widayanti, Sabtu (9/9/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
"Good job, good job," puji guru.
Sementara di lantai satu, kelucuan siswa nampak saat mereka mengikuti lomba menyanyi Bahasa Mandarin. Tak hanya imut dan menggemaskan. Tapi anak-anak usia 3-4 tahun ini juga jago menyanyi Bahasa Mandarin dengan lancar.
Kepala Sekolah Primary Surabaya Montessori School, Ika Yaniar Widayanti mengatakan ada dua lomba pada hari ini dalam rangka open house sekolahan.
Yaitu lomba Math Race dan Mandarin Singing Competition. Peserta lomba merupakan siswa Kindergarten One (1) dan Kindergarteen Two (2). Mereka, para peserta lomba ini juga berasal dari sekolah lain.
Pemenang akan mendapat hadiah piala dan serifikat. Dalam open house ini juga ada performance siswa, wali murid dan alumni.
"Lomba ini bertujuan untuk mencari bibit unggul siswa dalam memahami kemampuan perhitungan matematika dan Bahasa Mandarin. Nah sekaligus untuk perbandingan dan perbaikan sistem pendidikan di sekolah kami," kata Ika.
Surabaya Montessori School sendiri berdiri sejak 2011. Sekolah internasional ini menganut kurikulum 13, kurikulum merdeka dan Cambridge. Sementara untuk Pendidikan Bahasa Mandarin mengacu pada kurikulum dari Singapura.
Montessori memiliki native teacher dari Cina dan Amerika agar siswa mampu mengembangkan speaking dengan optimal. Namun, kata Ika, tanpa meninggalkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dalam keseharian.
Untuk bahasa porsinya masing-masing 30 persen. Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin.
"Basicnya Mandarin mulai diajarkan di primary," terang Ika lebih lanjut.
Sementara Matematika merupakan kurikulum paling menonjol di sekolah ini. Bahkan siswa tingkat Primary Montessori School sudah mengantongi tiket dan merebut juara kompetisi tingkat internasional.
Menurut Ika, tantangan siswa ke depan di tengah perkembangan teknologi ini, anak didik membutuhkan pendidikan attitude dan penguasaan sikap. Apalagi di tengah gempuran media sosial.
"Kami lebih konsen, kami merasa anak-anak ini pandai dan memiliki potensi. Tapi satu hal yang kami tekankan adalah attitude sikap dan itu jadi 10 persen penilaian kami," kata Ika.
Surabaya Montessori School telah menjadi ikon pembentukan karakter dan sudah diakui oleh para wali murid saat sharing sessions. Para siswa dipuji memiliki sikap yang bagus. Surabaya Montessori School memiliki tiga tingkat pendidikan. Mulai PG, Kindergarten dan Primary School. (d)
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Faizal R Arief |